bakabar.com, BANJARMASIN - Kronologis pengeroyokan berujung maut seorang atlet tinju Banjarmasin, Heri Pramono (37) perlahan mulai terungkap.
Kejadian pengeroyokan itu terjadi di seberang GKE Effata, Jalan DI Panjaitan, Banjarmasin Tengah, Jumat (15/12) malam.
Informasi dihimpun, Heri diduga dikeroyok oleh kawanan juru parkir yang ada di kawasan tersebut.
Salah satu pedagang kaki lima (PKL), Noorsehan menceritakan, Heri bersama seorang temannya sebelumnya mengamen di rombong-rombong pedagang jagung bakar di sana.
Satu ketika, Heri rupanya diberi uang Rp 2 ribu oleh salah seorang pengunjung.
Hanya dikasih uang Rp 2 ribu, Heri tak terima. Ia lalu ngamuk, merobek uang dan membuangnya.
Merasa tak dihargai, si pengunjung lantas meneriaki Heri. Seorang juru parkir kemudian datang, dan coba menyabari si pengunjung. Ia juga meminta Heri untuk meminta maaf.
Namun Heri enggan untuk meminta maaf. Ia malah menantang tukang parkir tersebut. Cekcok tak bisa dihindari kata Norsehan.
“Sampai saya melihat kalau salah satu pengamen itu membanting si tukang parkir. Suaranya cukup nyaring,” katanya.
Baca Juga: Tragis! Atlet Tinju Banjarmasin Dikeroyok hingga Tak Bernyawa, Tinggalkan 4 Orang Anak
Melihat adanya perkelahian itu ungkap Noorsehan, kerumunan warga serta tukang parkir setempat berdatangan. Pengamen yang membanting itu kata dia lantas dikeroyok oleh beberapa orang.
“Saya tidak tahu siapa saja yang mengeroyok. Sampai akhirnya ada yang melerai. Pengamen itu pun segera pergi meninggalkan lokasi bersama temannya dengan mengendarai satu sepeda motor. Dia berboncengan,” tukas Norsehan.
Sampai pada keesokan harinya, Hari Pramono yang juga berprofesi sebagai guru olahraga di salah satu sekolah dasar di Banjarmasin itu meninggal dunia saat berada di ruang ICU Rumah Sakit Islam Banjarmasin.