Pemilu 2024

KPU Optimistis Peran Pemilih Muda Ubah Masa Depan Bangsa

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI August Mellaz menyampaikan penyelenggaraan Pemilu 2024 akan didominasi oleh kalangan pemilih muda. Maka masa depan

Featured-Image
Dua pelajar sedangmenggunakan hak pilihnya dalam pemilihan ketua OSIM MA Nurul Khoiroh, Kalipuro, Banyuwangi, Kamis (16/2). (Foto: apahabar.com/Mohamad Abdul)

bakabar.com, JAKARTA -  Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI August Mellaz menyampaikan penyelenggaraan Pemilu 2024 akan didominasi oleh kalangan pemilih muda. Maka masa depan Indonesia berpeluang dipegang generasi muda. 

“Hampir 60 persen mendominasi proporsi total dari pemilih di Pemilu 2024, mau tidak mau suara anak muda itu akan menentukan,” ujar Mellaz saat menjadi pembicara diskusi di Media Center KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat (17/2).

Baca Juga: KPU-Bawaslu Kompak Kecam Politik Identitas Partai Ummat

Ia menambahkan peserta politik baik parpol, capres, dan caleg harus mengusung visi dan misi yang bisa mengakomodir kalangan anak muda. Sebab generasi muda matang dalam diskursus dan gagasan yang akan berdampak pada pertarungan wacana di ruang publik. 

“Program yang akan dikampanyekan atau ditawarkan mau tidak mau harus sejalan dengan suara anak muda,” katanya.

Dengan fenomena mayoritas pemilih muda, KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu terus berbenah untuk menjangkau seluruh ceruk pemilih anak muda. Salah satunya yaitu adaptif dalam pemanfaatan teknologi informasi dan media sosial.

Baca Juga: Ketua KPU Bantah Tutupi Akses Data Pemilih ke Bawaslu

“Kami juga harus adaptif dengan informasi-informasi, pengembangan dan pemanfaatan dengan teknologi” ujarnya.

Selain itu, KPU juga menyusun berbagai program untuk menjangkau dan membuat pemilih muda dapat mengakses segala informasi terkait Pemilu 2024. Salah satunya yaitu menyediakan pengecekan Daftar Pemilih Tetap (DPT) secara daring sehingga dapat mempermudah kalangan muda untuk mendapatkan informasi.

“Jadi teman-teman tinggal masukin NIK-nya, bisa cek nama dan lokasi TPS-nya. Tapi misal kuliahnya tidak ada di tempat asal atau domisili KTP, itu nanti akan diarahkan oleh petugas atau di media sosial kami,” jelasnya. 

Baca Juga: Partisipasi Masyarakat Rendah, KPU Jember Petakan Sejumlah Faktor

Mellaz juga menilai, anak muda memiliki kapabilitas dalam menyaring informasi yang beredar, maka anak muda tidak mudah terpancing oleh informasi politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) atau politik identitas yang berpeluang membuat situasi pemilu tidak kondusif.

"Memang banyak kekhawatiran, tapi kalau kita lihat konteks anak muda di Indonesia, kekhawatiran itu harusnya tidak lagi punya dasar," pungkasnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner