bakabar.com, BANJARMASIN – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjarmasin tengah memperjuangkan agar para petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), yang meninggal dan sakit saat bertugas pada Pemilu 2019 mendapatkan santunan. Pengusulan tengah dalam proses pengajuan ke KPU RI.
“Ini masih kita koordinasikan. Mengusulkan data kepada KPU RI bagi saudara-saudara kita yang menjadi korban saat bertugas dalam Pemilu 2019,” kata Ketua KPU Banjarmasin, Gusti Makmur, kepada awak media usai mendatangi rumah duka KPPS, di Gang Haur Kuning, Antasan Kecil Timur, Senin (29/4).
Di samping mengusulkan kepada KPU RI, Gusti juga mengimbau seluruh anggota KPPS untuk menjaga kesehatan pasca pemungutan dan penghitungan suara pesta demokrasi lima tahunan ini.
Gusti menyebut, ada dua petugas KPPS di Banjarmasin yang meninggal karena kelelahan saat melaksanakan tugas Pemilu 2019.
Kedua petugas KPPS tersebut yakni Abdul Hadi anggota KPPS TPS 03, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat dan Sublian Noor yang merupakan anggota KPPS TPS 05, Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara.
Sementara petugas KPPS yang sakit, kata Gusti harus mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit Kota Banjarmasin.
Beruntungnya, lanjut Gusti honor anggota KPPS tersebut telah dibayar lunas sejak tanggal 16 April atau sebelum pemungutan suara berlangsung.
“Kita sudah menengok petugas KPPS yang sakit. Ini sebagai bentuk kepedulian kita kepada mereka. Dan harapan kami, kita bisa membantu beban-beban yang dirasakan oleh keluarganya,” ungkapnya.
Hari ini, bertambah lagi pejuang demokrasi di Banjarmasin yang mengembuskan napas terakhir. Sublian Noor, anggota KPPS meninggal dunia di Rumah Sakit Islam Banjarmasin, Senin (29/4) subuh.
Sublian mengalami kelelahan usai melakukan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 05, Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara.
"Dia bekerja satu hari penuh dari pukul 08.00, 17 April, hingga selesai perhitungan suara siang pada 18 April. Ya terbilang 2 hari 1 malam jadi faktor kelelahan," ujar anggota PPK Banjarmasin Utara, Yunar Siswanto kepada bakabar.com, pagi tadi.
Berusia 48 tahun, Sublian meninggalkan seorang istri. Serta dua orang anak yang saat ini duduk di bangku perguruan tinggi dan sekolah.
Pantauan bakabar.com, rumah duka di Gang Haur Kuning No 33 RT 07 RW 02, Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara tampak dipenuhi pelayat maupun rekan Sublian. Rencananya jenazah bakal disalatkan di Masjid Jami Banjarmasin pada Zuhur nanti.
Kabar duka seakan terus menyelimuti pelaksanaan pemilu yang kali pertama dihelat secara serentak oleh KPU pada tahun ini.
Dua hari sebelum kepergian Sublian, ada nama Muhammad Rizaldi. Anggota KPPS di Banjarbaru itu meninggal dunia, pukul 20.00, Sabtu (27/4). Diduga ia juga kelelahan usai bertugas.
Rizaldi merupakan anggota KPPS yang bertugas di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12, Guntung Payung, Landasan Ulin, Banjarbaru. Sebelum meninggal ia sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Kartini.
Sejatinya, tahapan Pemilu Serentak 2019 di Kalsel tengah memasuki real count atau rekapitulasi suara di tingkat kecamatan di 13 kabupaten atau kota.
Sebelum Rizaldi, ada nama Abdul Hadi anggota KPPS TPS 03, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat dan Ahmad anggota KPPS TPS 03 Desa Muning Tengah, Daja Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS).
Praktis, usai pesta demokrasi kali ini, ada empat anggota KPPS di Kalsel yang gugur. Beban pemilu serentak bagi anggota KPPS tidaklah ringan. Mereka harus bekerja keras hingga 24 jam untuk menghitung surat suara.
Honor tak seberapa, nyawa yang jadi taruhan. Saat ini umumnya honor yang mereka terima hanya Rp500 ribu plus uang makan Rp150 ribu. Berstatus sukarelawan, tidak ada asuransi apapun yang melindung mereka.
Baca Juga: Lagi, Pejuang Demokrasi di Banjarmasin Embuskan Napas Terakhir
Baca Juga: Pejuang Demokrasi Berguguran Lagi, Rizaldi Anggota KPPS Banjarbaru
Baca Juga: Lagi, Anggota KPPS Meninggal Dunia Akibat Kelelahan
Baca Juga: Santunan Petugas KPPS yang Meninggal dan Sakit Tunggu KPU RI
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Fariz F