bakabar.com, JAKARTA- Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan bersama TPID Kotabaru menggelar rapat koordinasi di Kotabaru, Rabu (25/1).
Pertemuan itu sebagai upaya mengendalikan inflasi di Kotabaru yang tercatat sebagai daerah penyumbang inflasi tertinggi di Kalsel.
Sekda Kotabaru Said Akhmad menjelaskan inflasi di Kotabaru merupakan imbas dari kenaikan harga BBM, serta gejolak harga pangan yang banyak dipasok dari luar daerah.
"Distribusi juga menjadi masalah, karena hampir semua bahan pokok dipasok dari luar Kotabaru," ungkap Said.
Baca Juga: Kotabaru Ranking 1 Inflasi Tertinggi di Indonesia, Wakil Rakyat Buka Suara
Baca Juga: Tekan Inflasi, Pemprov Kalsel Gelar Operasi Pasar di Kotabaru dan Banjarmasin
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah Kotabaru melakukan sejumlah langkah, diantaranya menguatkan kerja sama antar daerah hingga menggelar pasar murah.
"Upaya yang perlu ditempuh, khususnya di sektor perdagangan adalah dengan menguatkan kerjasama antar daerah, gerakan menanam, pemantauan stok harga, serta menggelar pasar murah secara masif," katanya.
Sementara itu, perwakilan TPID Kalsel Roy Rizali Anwar mengusulkan agar Kotabaru mengukur jumlah kebutuhan bahan pokok dan bahan penting lainnya. Selanjutnya perlu diketahui soal pasokan bahan pokok ke Kotabaru.
"Kalau ternyata pasokan kurang, berarti harus dilakukan kerja sama antar daerah. Diharapkan pasokan seimbang terus menerus, sekaligus meningkatkan produksi barang yang ikut andil dalam kenaikan inflasi," pungkasnya.