bakabar.com, JAKARTA – Tidak seperti mayoritas kota-kota di dunia, ribuan warga Wuhan di Provinsi Hubei, China, merayakan malam pergantian tahun baru dalam kondisi normal.
Perayaan ditandai dengan pelepasan balon ke udara, aneka pertunjukan cahaya, serta sejumlah kegiatan lain di luar rumah.
Kendati demikian, sebagian besar warga kota tetap mengenakan masker. Sedangkan polisi berjaga-jaga untuk mencegah kemacetan di sekitar Menara Custom House.
Wuhan sendiri melakukan lockdown selama lebih dari dua bulan sejak akhir Januari 2020. Tercatat hampir 3.900 dari 4.634 kematian akibat Covid-19 di China.
Kemudian semua aspek kehidupan kembali normal sejak September 2020. Bahkan mulai awal Desember, klub malam dibuka kembali yang seketika penuh sesak dikunjungi.
“2020 telah menjadi tahun yang sulit, karena kami telah mengalami epidemi. Itu merupakan pengalaman yang tak terlupakan untuk kami,” papar penduduk setempat bernama Xu Du seperti dilansir Suara, Jumat (1/1).
Sebaliknya di Sydney dan New York, warga dilarang melakukan pesta kembang api maupun perkumpulan di tempat umum.
Larangan serupa juga diterapkan di sebagian Eropa yang sedang dilanda kekhawatiran atas varian baru Covid-19 di Inggris.
Prancis mengerahkan 100.000 polisi untuk membubarkan pesta malam tahun baru dan memberlakukan jam malam.
Irlandia juga mengaktifkan tingkat pembatasan tertinggi dengan melarang semua kunjungan ke rumah-rumah, menutup ritel non esensial dan membatasi perjalanan maksimal 5 kilometer.
Sedangkan Jerman sedang dalam masa isolasi sampai 10 Januari 2021. Pemerintah melarang penjualan kembang api dan membatasi ketat jumlah orang yang berkumpul di tempat umum.
Belanda juga merayakan malam tahun baru dalam lockdown yang berlangsung sampai 19 Januari. Sementara Turki memulai lockdown 4 hari hingga akhir tahun.
Otoritas Amerika Serikat pun membatasi perayaan di banyak negara bagian dan kota. Hitung mundur di Times Square Ball New York tidak dibuka untuk umum.
Kemudian pertunjukan kembang api yang biasanya digelar setiap akhir tahun, telah ditiadakan di banyak kota, termasuk San Francisco dan Las Vegas.
Sebelumnya hampir sebagian besar ilmuwan percaya bahwa Covid-19 pertama kali berasal dari kelelawar, sebelum menyebar kepada manusia di Wuhan.
Teori konspirasi tentang asal-usul Covid-19 juga terus berkembang liar. Salah satunya disebabkan virus buatan yang berasal dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan.