bakabar.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Yayasan Keanagaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) Riki Frindos mengungkapkan pentingnya praktik bisnis berbasis Environment, Social, and Corporate Governance (ESG).
Menurutnya, perusahaan yang menggunakan konsep ESG memiliki potensi bisnis yang sustainable atau berkelanjutan. Sebab, ESG sendiri terdiri dari tiga konsep, yakni environmental (lingkungan), social (sosial), dan governance (tata kelola perusahaan).
"Supaya mereka (perusahaan) menjadi sumber inspirasi, motivasi untuk mendorong lebih lanjut adopsi sustainability dalam praktik bisnis dan investasi," ujarnya saat ditemui bakabar.com, di sela-sela ESG Award 2023 di Jakarta Selatan, Kamis (27/7).
Lebih lanjut, Riki menegaskan, pihaknya mempromosikan praktik bisnis ataupun investasi berbasis ESG, utamanya agar orang awam yang berkecimbung di dunia investasi mengetahui perusahaan yang memperhatikan faktor lingkungan, sosial dan juga tata kelola yang baik.
Baca Juga: KEHATI: 13 Perusahaan Sabet Penghargaan ESG Award 2023
"Contohnya di pasar modal, di bursa saham kami mengeluarkan 'Indeks Sri-Kehati'. Dengan mengeluarkan itu orang awam jadi tahu ada loh perusahaan, saham yang ramah lingkungan, ramah sosial," jelasnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, pihaknya juga bekerja sama dengan sejumlah FA (fundamental analysis) manager dalam membuat reksadana yang mengarahkan dana masyarakat ke saham-saham yang lebih ramah lingkungan.
"Reksadana dikelola dengan mengacu dengan Indeks Sri-Kehati, dengan itu FA manager dapat memobilisasi dana," ujarnya.
Sekedar informasi, perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dalam praktik bisnis dan investasi akan turut mengintegrasikan dan mengimplementasikan kebijakan berdasarkan kriteria lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Baca Juga: Pegadaian Raih Penghargaan Brand Equity dan ESG Excellence 2022
Dilansir dari laman ESG, setidaknya ada beberapa keunggulan jika perusahaan mampu mengimplementasikan praktik ESG di bisnisnya, di antaranya;
Kriteria lingkungan, akan menjadi konsiderasi utama perusahaan untuk melakukan performa finansial dan operasi yang tinggi namun bersifat berkelanjutan dan tidak merusak alam.
Kriteria sosial, akan berusaha untuk mendalami hubungan baik antara masyarakat luar dengan perusahaan, maupun antara pekerja, pemasok produk, pelanggan, komunitas, dan sebagainya.
Kriteria tata kelola, perusahaan membahas mengenai kapasitas dan legitimasi sebuah perusahaan, hubungan internal, kontrol internal, hak-hak investor, dan sebagainya.