Kasus Pengoroyokan

Konferensi Pers di Markas Geng Motor, Kapolresta: Ini Pembelajaran bagi Warga

Konferensi pers pengungkapan kasus pengoroyokan digelar di markas geng motor XTC 133 di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, menjadi tontonan warga. 

Featured-Image
Warga sekitar markas genk motor di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, saat menyaksikan kegiatan Konferensi Pers pengungkapan kasus pengoroyokan yang dilakukan anggota genk motor, Selasa (12/09).foto, apahabar.com/Hasbi

bakabar.com, BANDUNG - Konferensi pers pengungkapan kasus pengoroyokan digelar di markas geng motor XTC 133 di Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, menjadi tontonan warga. 

Pantauan bakabar.com di lokasi, warga tumpah ruah ingin menyaksikan dari dekat markas geng motor XTC 133.

Pada kesempatan itu, Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo mengungkapkan pihaknya sengaja melakukan konferensi pers di markas geng motor untuk memberikan imbauan sekaligus edukasi kepada masyarakat, utamanya anak-anak muda (remaja) tentang dampak buruk ketika melanggar hukum.

"Saat ini kami melaksanakan konferensi pers di tempat yang disebut markasnya  XTC 133. Kami hadir di tengah-tengah masyarakat, mengimbau masyarakat, tokoh agama. Karena untuk menjaga keamanan ini adalah tanggung jawab kita bersama," ujar Kusworo, Selasa (12/09).

Baca Juga: Pengaruh Miras, Geng Motor di Bandung Keroyok Korban Salah Sasaran 

Menurut Kusworo, peran orang tua menjadi sentral karena mereka harus tahu anaknya bergaul dengan siapa. Kemudian tokoh masyarakat dan agama harus aktif mengimbau warga agar menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela dan melanggar hukum.

Jika hal itu dijalankan dengan baik, Kusworo meyakini, tidak akan ada anak-anak yang berhadapan dengan hukum. Tidak akan terjadi kenakalan remaja dan angka kenakalan remaja bisa ditekan.

"Jika ini bisa dilakukan maka insyaallah bersama kita bisa menjaga keamanan Bandung," ucapnya.

Untuk itu, Kusworo mengingatkan para orang tua, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk selalu mengarahkan anak-anak muda melakukan kegiatan yang positif.  Termasuk menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa agar tidak terjerat kasus hukum dan narkoba.

Baca Juga: Serangan Geng Motor di Tambora, Satu Warga Kena Bacok!

"Mari berikan nilai-nilai mana yang halal mana yang haram, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak secara agama dan jika tidak mampu naik ke tingkat desa, agar tokoh-tokoh ditingkat desa bisa memberikan pemahaman dan upaya pencegahan," paparnya.

Kusworo menambahkan, "Jika belum bisa naik ke tingkat kecamatan dan seterusnya, seharusnya keamanan tersebut bisa terlaksana dan terjaga."

Editor
Komentar
Banner
Banner