bakabar.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) khawatir kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) akan berpengaruh terhadap ekspor produk perikanan nasional.
Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Erwin Dwiyana mengungkapkan jika selama ini Amerika menjadi pasar utama ekspor Indonesia, utamanya komoditas udang.
“Negara tujuan ekspor utama Indonesia yaitu Amerika Serikat dengan total kontribusi ekspor sebesar 47,12 persen atau dengan nilai ekspor sebesar USD2,32 miliar,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari, Jakarta Pusat, Selasa (21/2).
Lebih rinci Erwin menyampaikan, sebanyak 61,43 persen dari total ekspor ke Amerika dikuasai oleh komoditas udang. Ekspor komoditas udang ke Amerika Serikat nilainya sebesar USD1,42miliar.
Baca Juga: Hilirisasi Perikanan, Kemenko Marves: Diperkuat dengan Investasi
Selanjutnya diikuti komoditas rajungan-kepiting dengan nilai ekspor USD317,79juta dengan kontribusi sebesar 13,72 persen. Kemudian tuna-tongkol-cakalang sebesar USD274,04juta dengan total kontribusi mencapai 11,83 persen per tahun 2022.
“Di sisi lain, Amerika memiliki pertumbuhan ekonomi tahun 2022 sebesar 2 persen, diproyeksikan turun menjadi 1,4 persen pada 2023 dan 1 persen untuk tahun 2024,” jelasnya.
Hal itu berpotensi menyebabkan Amerika mengalami kenaikan inflasi. Kenaikan inflasi dalam waktu lala akan berdampak terhadap menurunnya permintaan komoditas perikanan Indonesia utamanya udang.
Baca Juga: Industri Hilirisasi Sektor Perikanan, Wujud Kebijakan Ekonomi Biru
"Padahal udang merupakan komoditas ekspor utama Indonesia," terang Erwin. Selama 2022, data KKP menunjukkan komoditas udang menyumbang sebesar USD2,16 miliar terhadap PDB negara.
Secara keseluruhan, total ekspor produk perikanan indonesia selama tahun 2022 mencapai USD6,24miliar.
“Dari semua itu, komoditas udang yang mendominasi ekspor, dengan total kontribusi 34,57 persen.” tutupnya.