bakabar.com, BANJARBARU - Kinerja ekspor dan impor Kalimantan Selatan menunjukkan tren penurunan sepanjang April 2025.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel menilai ekspor sepanjang April 2025 hanya mencapai US765,04 juta dolar atau mengalami penurunan 4,39 persen dibandingkan Maret 2025 (US800,19 juta dolar). Dibandingkan periode sama tahun lalu, angka ini anjlok 21,27 persen.
"Meskipun masih menjadi penyumbang terbesar, ekspor bahan bakar mineral (HS 27) tercatat mengalami koreksi. Tercatat bernilai US636,97 juta dolar atau turun 3,15 persen dari bulan sebelumnya," papar Kepala BPS Kalsel, Mukhamad Mukhanif, Rabu (4/6).
Kemudian ekspor lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) turun lebih tajam sebesar 17,57 persen menjadi US89,80 juta dolar.
Satu-satunya komoditas utama yang mencatat pertumbuhan signifikan adalah kelompok karet dan barang dari karet (HS 40). Tercatat melonjak 42,20 persen menjadi US14,02 juta dolar.
Dari sisi kontribusi terhadap total ekspor, HS 27 mendominasi dengan 83,26 persen, diikuti HS 15 (11,74 persen) dan HS 40 (1,83 persen).
Tidak hanya ekspor yang melemah, nilai impor Kalsel pada April 2025 juga mengalami penurunan tajam.
Total impor tercatat US91,34 juta dolar, menyusut 26,76 persen dibandingkan Maret 2025 (US124,71 juta dolar). Kalau dibandingkan April tahun lalu, merosot 39,63 persen.
Impor tertinggi masih didominasi oleh kelompok bahan bakar mineral (HS 27) dengan nilai US66,08 juta dolar, menyumbang 72,35 persen dari total impor.
Disusul mesin dan peralatan mekanis (HS 84) sebesar US15,12 juta dolar (16,55 persen), serta kapal dan struktur terapung (HS 89) sebesar US6,35 juta dolar (6,95 persen).
Berdasarkan negara asal, Singapura mencatat nilai impor tertinggi ke Kalsel pada April 2025 dengan US57,80 juta dolar, melonjak 77,49 persen dibandingkan Maret 2025.
Diikuti Tiongkok dengan US21,43 juta dolar, Malaysia US10,22 juta dolar, Jerman US1,01 juta dolar dan Korea Selatan US0,33 juta dolar.