bakabar.com, BOYOLALI - Penganiayaan relawan Ganjar-Mahfud tak ada kaitannya dengan politik. Hal itu ditegaskan Dandim 0724 Boyolali Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo.
"Sampai dengan saat ini TNI tetap menjunjung tinggi dan memegang teguh komitmen netralitas yang diamanatkan undang-undang," katanya ditemui Minggu (31/12).
Baca Juga: Kronologis Relawan Ganjar-Mahfud Dianiaya Anggota TNI di Boyolali
Penganiayaan itu dilakukan anggota TNI AD di depan Markas Kompi B Yonif Raider 408 Jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali. Peristiwanya, Sabtu (30/12) tadi.
Wulang mengaku menyesali. Ia menyayangkan kekerasan yang dilakukan oleh anggota TNI itu terhadap masyarakat
"Komitmen pimpinan TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku. Maka siapapun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut tentu akan diambil langkah dan tindakan secara profesional dan proporsional sesuai prosedur hukum yang berlaku," paparnya.
Meski begitu, kata dia, kegiatan konfoi yang memakai knalpot brong sangat mengganggu masyarakat. Khususnya prajurit batalyon 408.
Sehingga tindakan-tindakannya berlanjut sampai kekerasan. Namun ia memastikan saat ini sudah dilaksanakan penyelidikan.
Hingga saat ini, sudah terkonfirmasi ada 15 orang anggota TNI yang diperiksa. Dilakukan oleh Denpom 4 Surakarta.
Baca Juga: Catut TNI-Polri, Ojol Klarifikasi Pungli Skybridge Bogor
"Saat ini proses terus berlanjut supaya kejadian yang berlangsung dapat diredakan. Saya mengimbau pada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi," tuturnya.
Terlepas dari itu, Wulang tegas. Bahwa TNI memegang teguh netralitas.
"Saya memegang buku pedoman netralitas TNI yang dipegang seluruh prajurit TNI. Khususnya TNI angkatan darat sebagai pedoman bahwa kami tetap netral," tutupnya.