bakabar.com, CIANJUR – Kisah sedih diceritakan oleh Tony seorang guru olahraga SDN Sukamaju 1 Cugenang, Cianjur. Ia bercerita dimana saat dirinya mengetahui tempatnya bekerja sebagai guru sudah rata dengan tanah saat tragedi gempa bumi Cianjur.
Saat kejadian, beruntung seluruh kegiatan belajar-mengajar telah selesai. Saat itu, Tony yang sedang menyelesaikan pekerjaannya langsung berlari ke rumah untuk menyelamatkan keluarga dari ganasnya terpaan gempa.
“Saat itu yang saya fikirkan justru keluarga di rumah. Tapi malemnya baru keinget kondisi sekolah. Pas hari Selasa saya ke sini, ya Allah udah runtuh aja,” ucap Tony kepada bakabar.com, Rabu (23/11).
Baca Juga: Siklus Gempa Bumi di Cianjur, BMKG: Berpeluang Terjadi Lagi 20 Tahun Mendatang
Setelah mengetahui sekolah sudah runtuh dan rata dengan tanah, Tony bersama kepala sekolah dan guru lainnya bergegas mencoba menyelamatkan barang-barang dan dokumen penting milik sekolah.
“Saya dan kepala sekolah langsung buru-buru menyelamatkan dokumen-dokumen penting,” tambahnya.
Tony hanya bisa pasrah dan berserah diri kepada sang Khalik dengan peristiwa gempa yang memakan banyak korban di daerahnya itu.
Kesedihan Tony bukan hanya soal sekolah yang roboh, namun ternyata salah satu keluarganya juga menjadi salah satu korban meninggal dalam tragedi nahas tersebut.
“Saya pasrah mas, mau gimana lagi. Saudara saya juga meninggal tertimpa reruntuhan rumahnya,” jelas Tony dengan raut wajah menahan rasa sedih.
Baca Juga: Hendak Mengantar Bantuan Logistik ke Cianjur, Mobil Relawan Dipalak Warga
Masih di tempat yang sama, Elis Fahriah selaku kepala sekolah juga merasa kepedihan mendalam atas hancurnya sekolah yang sudah ia pimpin selama ini.
Perasaan sedih tak bersemangat tergambar jelas di raut wajah Elis sembari mengambil serpihan-serpihan kertas dari dalam reruntuhan.
Tangisnya pun pecah ketika ia menceritakan pengalaman pahit saat dirinya mendengar bahwa dua dari anak didiknya harus meregang nyawa di rumah saat gempa terjadi.
Elis melanjutkan jika ambruknya sekolah terjadi secara tak terduga. Tak ada aba-aba apapun seketika bangunan pusat pendidikan tersebut rata dengan tanah.
“Nggak ada aba-aba langsung ‘brek' gitu mas,” ujar Elis.
Guncangan hebat yang menimpa Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur itu, membuat pondasi bangunan SDN Sukamaju 1 tak kuat menopang dinding dan akhirnya sekolah pun ambruk.