bakabar.com, BANJARBARU - Kalimantan Selatan sedang dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Petugas penanganan belakangan mulai kewalahan.
Manajer Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalsel, Ricky Ferfyanto coba memberitahu faktanya. Mereka kesulitan mengakses titik api.
"Karena lahan yang terbakar adalah lahan gambut dan rawa. Aksesnya tidak ada," akunya, Sabtu (24/6) sore.
Baca Juga: Karhutla Membara di Tepi Bandara Syamsuddin Noor Kalsel
Karena itu, mereka butuh bantuan pusat. Berupa helikopter water bombing dan patroli dari BNPB.
Sebagai gambaran, dalam dua hari terakhir sudah belasan hektare lahan yang terbakar. Karhutla memang sedang menghantui Kalsel.
Contohnya seperti, Sabtu sore sekitar pukul 14.40 Wita. Api membakar lahan seluas empat hektare di Jalan Pengayuan, Liang Anggang Banjarbaru.
Baca Juga: Upaya padamkan kebakaran lahan di Banjarbaru: Cukup Luas
"Alhamdulillah petugas gabungan telah berhasil memadamkan api," kata Ricky.
Kembali pada kebutuhan helikopter. Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Bambang D Mulyadi mengungkapkan, pemprov terlebih dulu diminta melakukan TMC atau teknologi modifikasi cuaca.
"Dalam penanggulangan karhutla, pada akhir Juni 2023 ini akan dilakukan TMC," bebernya.
Baca Juga: Kerja Sama Pusat dan Daerah Diperlukan untuk Minimalisir Karhutla
Kata dia, pelaksanaan TMC sudah disepakati Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan Badan Restorasi Gambut (BRG).
“TMC nanti memanfaatkan awan potensial untuk memperpanjang musim hujan di langit Kalsel,” sebutnya.
Ia menyampaikan, TMC di Kalsel rencananya dilaksanakan selama 12 hari. Mulai akhir Juni hingga awal Juli mendatang.