Tak Berkategori

Keutamaan Para Sahabat Rasulullah SAW Dijelaskan dalam Injil

apahabar.com, JAKARTA – Para sahabat Rasulullah SAW adalah generasi terbaik. Mereka generasi paling utama sepanjang sejarah…

Featured-Image
Ilustrasi sahabat Rasulullah. Foto-Film Umar

bakabar.com, JAKARTA – Para sahabat Rasulullah SAW adalah generasi terbaik.

Mereka generasi paling utama sepanjang sejarah umat Islam. Di dalam sejarah mereka tersimpan banyak contoh dan keteladanan.

Masing-masing sahabat memiliki kelebihan-kelebihan, seperti ada yang mahir dalam berdiplomasi sehingga diutus untuk membawa pesan Rasulullah kepada beberapa kerajaan.

Ada juga sahabat Rasulullah yang ahli dalam strategi perang sehingga ditunjuk sebagai komandan perang dalam sejumlah pertempuran melawan kaum kafir, dan lain sebagainya.

Ini menunjukkan orang-orang di sekeliling Rasulullah memang orang-orang terbaik.

Hingga kendati pun Rasulullah telah wafat, para sahabat dan penerusnya mampu melanjutkan perjuangan mensyiarkan Islam, bahkan Islam semakin meluas ke berbagai negara.

Dilansir bakabar.com dari Republika.co.id, ada sebuah sebuah hadits yang menerangkan keutamaan para sahabat:

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَإِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ قَالَ إِسْحَقُ أَخْبَرَنَا و قَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَبِيدَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ قَالَ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ يَجِيءُ قَوْمٌ تَبْدُرُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ وَتَبْدُرُ يَمِينُهُ شَهَادَتَهُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ كَانُوا يَنْهَوْنَنَا وَنَحْنُ غِلْمَانٌ عَنْ الْعَهْدِ وَالشَّهَادَاتِ و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ كِلَاهُمَا عَنْ مَنْصُورٍ بِإِسْنَادِ أَبِي الْأَحْوَصِ وَجَرِيرٍ بِمَعْنَى حَدِيثِهِمَا وَلَيْسَ فِي حَدِيثِهِمَا سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى

Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin Abu Syaibah dan Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali, Ishaq berkata; Telah mengabarkan kepada kami dan Utsman berkata; Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Ibrahim dari ‘Abidah dari Abdullah dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya; Siapakah manusia yang terbaik? Beliau menjawab: “yaitu orang-orang pada masaku, kemudian generasi setelahnya, kemudian generasi setelahnya lagi, lalu akan suatu kaum setelah mereka yang mana persaksian salah seorang dari mereka mendahului sumpahnya, atau sebaliknya.’ Ibrahim berkata; ‘Dulu ketika kami masih kecil, mereka melarang kami dari perjanjian dan persaksian. Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysyar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far Telah menceritakan kepada kami Syu’bah; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu Basysar keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman; Telah menceritakan kepada kami Sufyan keduanya dari Manshur melalui jalur Abu Al Ahwash dan Jarir yang semakna dengan hadits keduanya. Namun di dalam Hadits tersebut mereka tidak menyebutkan; ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya.’

Cendekiawan Muslim Turki, Muhammad Fethullah Gulen menjelaskan para sahabat, tabiin, dan tabiit tabiin, memilikinya kepekaan yang tinggi dalam mengikuti sunah Rasulullah dalam segala hal baik kehidupan, perilaku dan pemikiran. Sebab itu mereka menjadi manusia-manusia yang lebih baik dibandingkan semua orang yang hidup di masa yang lain.

Bahkan Fethullah Gulen dalam bukunya Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia masih dilansir dari Republika.co.id, berpendapat, keutamaan para sahabat telah dijelaskan jauh-jauh sebelum Islam turun yakni pada kitab Injil.

Menurutnya para sahabat Rasulullah adalah yang dimaksud oleh Isa Al Masih yang sabdanya dapat ditemukan di kitab Injil yakni pada At Tatsniyah, bab 33, ayat 3 yang berbunyi “.. ditangan mereka tergenggam panji-panji orang kudus..”

Dalam injil perjanjian lama edisi Indonesia kelengkapan ayat ini berbunyi: “Sungguh ia mengasihi umatNya, semua orangNya yang kudus -di dalam tangan- Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu (Ulangan 33:3).

“Para pengikut Rasulullah memang telah berhasil mengikuti jejak sang Nabi hingga mencapai tingkat yang sedemikian tinggi dan berada persis di bawah derajat kenabian,” jelas Fethullah.



Komentar
Banner
Banner