bakabar.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengusulkan kombinasi sistem proporsional tertutup dan terbuka diterapkan untuk gelaran Pemilu 2024.
Usulan pria yang akrab disapa Bamsoet ini mengemuka saat prahara tarik ulur sistem pemilu yang tengah digugat di Mahkamah Konstitusi (MK). Bahkan ia menyinggung konsekuensi dan dampak dari penerapan dua sistem pemilu tersebut.
"Saya melihat ini kan soal pilihan, dua-duanya mengandung konsekuensi yang berbeda, yang terbaik menurut saya ya kombinasi, seperti yang berlaku di Jerman," kata Bamsoet saat menghadiri peresmian markas aktivis Pena 98 di Jalan HOS Cokroaminoto 115, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/2).
Baca Juga: Mahfud soal Sistem Pemilu Proporsional Terbuka-Tertutup: Saya Netral
Baca Juga: Golkar - PKS Kompak Dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka
Ia menilai sistem coblos partai atau proporsional tertutup memiliki kekurangan karena setiap kader partai yang tak bisa bersaing sehat dalam merebut suara publik. Sedangkan, sistem proporsional terbuka dapat menjadi gelanggang terbuka untuk siapapun dengan modal berapapun meraup kemenangan.
Maka ia menyarankan lebih baik dua sistem sedang berseteru di ruang publik dikombinasikan agar langsung diterapkan pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca Juga: Sekjen PAN: Sistem Proporsional Tertutup Sebuah Kemunduran Demokrasi
Lebih lanjut, ia mengaku pernah mengagas kombinasi sistem pemilu saat menjabat Ketua DPR. Namun upayanya kandas dan tak dilanjutkan.
“Kami pernah menggagas itu, waktu itu cuma tidak bisa dilanjutkan,” kata Bamsoet.
Kini sistem pemilu masih menantikan putusan MK terkait uji materi UU Pemilu yang digugat sebelumnya. Bahkan gugatan judicial review menuai polemik karena delapan partai penghuni Senayan menolak dan menyatakan mendukung sistem proporsional terbuka.