bakabar.com, RANTAU – Kemeriahan Turnamen Sepak Bola Sirang Pitu Cup 2025 yang digelar di Desa Miawa, Kecamatan Piani, Tapin, justru diwarnai kericuhan.
Insiden tersebut terjadi dalam pertandingan antara Pantai Cabe melawan tuan rumah Miawa FC, Senin (28/7).
Kericuhan diduga dipicu kesalahpahaman antara pemain kedua tim, setelah terjadi kontak fisik di tengah laga.
Tak hanya pemain, sejumlah penonton yang terpancing emosi juga ikut terlibat, hingga situasi sempat memanas. Untungnya situasi tidak berlarut-larut hingga menyebabkan kejadian buruk lain.
Kapolsek Piani Ipda Ferry Andika Mei Hermawan, menjelaskan situasi segera dapat dikendalikan dan diselesaikan dengan kekeluargaan.
"Alhamdulillah kericuhan tidak berlangsung lama. Personel kami langsung turun meredam dan sekarang situasi sudah aman dan kondusif," papar Ferry ketika dikonfirmasi.
Dijelaskan bahwa dalam technical meeting, peserta yang menyebabkan kericuhan akan dikenai sanksi tegas berupa diskualifikasi.
"Berdasarkan hasil rapat dengan wasit dan ofisial kedua tim, diputuskan bahwa Pantai Cabe didiskualifikasi, karena terbukti memicu kericuhan. Putusan ini disepakati semua pihak, termasuk ofisial Pantai Cabe," beber Ferry.
Mengingat semua disiplin olahraga menjunjung sportivitas dan fair play, Ferry pun mengimbau kepada seluruh pemain dan penonton untuk tidak mudah terprovokasi. Terlebih Sirang Pitu Cup 2025 diikuti oleh 23 klub dari berbagai daerah di Tapin dan sekitarnya.
"Saya mengajak semua pihak, baik pemain maupun suporter untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama turnamen. Junjung tinggi nilai sportivitas dan jangan mudah terpancing emosi," tegas Ferry.
