bakabar.com, JAKARTA - Kasus pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur mulai terungkap. Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala, mengendus adanya indikasi pesugihan yang dilakukan Wowon cs.
“Konsepsi tumbal itu yang ditumbalkan bukan harta tidak berharga, tetapi harta paling berharga. Dalam konsepsi kita, kan, keluarga ini harta berharga,” ujarnya, seperti dikutip dari Kompas TV, Senin (23/1).
Ditemukannya korban yang masih anak-anak semakin memperkuat dugaan pesugihan. Sebab, menurut Adrianus, tumbal yang demikian dianggap mampu meningkatkan daya supranatural si pelaku.
Selain itu, ditemukan pula sejumlah jimat di rumah tersangka. "Seperti ditemukan di rumah Solihin, ada jimat dan benda yang mengarah pada pesugihan. Tiga orang ini percaya pada hal-hal itu," jelasnya.
Senada dengan itu, Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran, juga sempat menyebut adanya dugaan motif yang dilatarbelakangi aktivitas supranatural. Dia mengatakan Wowon cs melakukan aksi kejam itu guna menutupi penipuan berkedok dukun.
“Motif serangkaian pembunuhan ini, janji-janji dikemas dengan kemampuan supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya. Jadi, keluarga terdekat dianggap berbahaya karena mengetahui dia (pelaku) melakukan tindak pidana lain,” ujar Fadil.
Selain pembunuhan berantai di Bekasi dan Cianjur, masih ada sederet kasus pembunuhan lain yang juga dilatarbelakangi tumbal pesugihan. Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya:
Pembunuhan Sekeluarga demi Ilmu Hitam
Pembunuhan sekeluarga demi ilmu hitam juga pernah menimpa sekeluarga di Cirebon pada 2017 lalu. Adalah Agus Supriyatna, pelaku yang tega membunuh ibu beserta istrinya karena diduga menganut ajaran sesat.
Dugaan tersebut muncul kala pihak kepolisian menginterogasi dirinya. Menurut pengakuan Wakapolres Cirebon, Kompol Wadi Sa’bani, pelaku tampak membaca sebuah lafalan serta mengamalkan sesuatu yang tidak jelas.
Indikasi ilmu hitam juga diyakini tetangga sekitar. Berdasarkan pengakuan salah seorang warga, sifat Agus berubah; dari yang semula ramah dan suka menyapa, kini malah cuma sekadar menjawab seadanya.
Bunuh Anak karena ‘Perintah’ Makhluk Halus
Keyakinan akan bisikan makhluk halus juga membuat Dian Endang Mardiana tega membunuh buah hatinya sendiri. Pada 2008 silam, dia menghabisi nyawa Tegar Bangun Setyadi yang kala itu baru berusia tiga tahun.
Kejadian yang berlangsung di Madiun ini, kabarnya, dikarenakan ‘bisikan’ makhluk halus. Dian mengaku diperintah oleh dedemit peliharaan mertuanya agar menjadikan Tegar sebagai tumbal terakhir.
Dian memukuli putranya itu menggunakan gantungan baju dan kayu. Wanita itu meyakini, dengan menumbalkan Tegar, segala permintaannya bakal dikabulkan. Mirisnya lagi, sang mertua seolah tak menganggap itu masalah besar.
Alih-alih khawatir, mertua Dian tak mempersoalkan tewasnya sang cucu. Malahan, dia menyuruh menantunya itu untuk melahirkan anak lagi sebagai pengganti Tegar.
Remaja Bunuh Adik Kandung saat Belajar Ilmu Kebal
Pembunuhan karena sedang mempelajari ilmu hitam juga pernah terjadi di Tangerang pada 2015 lalu. Ironisnya, pelaku pada kasus kali ini masih tergolong remaja, tepatnya berusia 15 tahun saat itu.
Adalah Muhamad Rizki Silabani, sosok pembunuh adik kandung sendiri yang masih berumur 13 tahun karena mendapat bisikan gaib. Dia mendengar perintah itu saat sedang mempelajari ilmu kekebalan dari perguruan bela diri.
Rizki pun mengaku bisikan gaib tersebut mengancam bakal menghabisi keluarganya kalau perintah itu tak dilaksanakan. Sebab inilah, dia tega menghabisi nyawa adiknya menggunakan pisau dapur.