bakabar.com, BALIKPAPAN – Masih ingat dengan Tamrin, jemaah salat subuh di Masjid At Taqwa, Balikpapan Kota, Kaltim, yang menjadi korban pembacokan tempo hari?
Saat ini kondisinya mulai pulih. Pria 43 tahun itu sudah berada di rumahnya, RT 06 Kelurahan Klandasan Ulu, Balikpapan Kota.
Pada Jumat (9/4) pukul 14.00, wartawan bakabar.com mencoba menjenguk Tamrin di rumahnya. Dalam kondisi masih agak lemah, Tamrin yang masih dibalut perban di beberapa bagian tubuhnya menerima kedatangan bakabar.com dengan ramah.
Kemudian, ia mulai bercerita.
Sesaat sebelum kejadian, Tamrin yang hendak melaksanakan salat subuh keluar dari rumah sekira pukul 05.00.
“Mertua saya lihat sebelum saya keluar dari rumah, bahkan saya juga sempat bangunin anak saya untuk ajak ke masjid,” ujar Tamrin.
Tak ada perasaan janggal, Tamrin lantas berjalan menuju Masjid Agung At Taqwa yang berjarak sekitar 300 meter dari rumahnya.
Dengan sajadah dan tasbih yang dipegangnya, Tamrin sudah mendekati area masjid. Namun tepat di tugu di Jalan Wiluyo Puspoyudo, datang seseorang yang membawa dua bilah parang di tangan kanan dan kiri.
“Pas dekat tugu itu ada orang datang dari belakang saya lihat dia bawa parang di tangan kanan dan kiri, terus langsung dibacoknya di sebelah punggung saya,” katanya.
Pembacokan terus dilakukan pelaku hingga masuk ke dalam drainase samping kantor Pemkot Balikpapan.
Merasa terancam, Tamrin mencoba melindungi diri dengan sajadahnya. Tapi upayanya tak berhasil. Dia tetap dibacok. Agar tidak terus menyerang, Tamrin mencoba mendekati pelaku dan sempat memeluknya agar pelaku tidak melanjutkan serangannya.
“Saya dekatin dia biar dia susah menyerang dan saya juga coba rebut itu parangnya. Terus saya sempat dengar dia bilang kalau saya sudah lama dicari katanya,” tuturnya.
Merasa tak memiliki dendam atau permasalahan dengan siapapun, Tamrin hanya bisa pasrah. Ia bahkan menduga pelaku salah sasaran.
“Saya bilang ke dia kalau siapa tahu dia salah orang, karena saya nggak ada salah apa-apa sama dia,” ungkapnya.
Mendengar kata-kata itu, pelaku terdiam dan lantas memperhatikan wajah Tamrin. Tapi Tamrin sudah tak kuat menahan luka. Ia pun roboh. Pelaku kemudian membuang parangnya ke drainase tersebut, lalu meninggalkan Tamrin seorang diri.
“Setelah saya bilang begitu, dia diam terus diperhatikannya saya. Nggak lama dia buang parangnya terus dia pergi. Saya di situ sudah pasrah kalau misalnya dia mau bunuh saya, ya, sudah,” jelasnya.
Soal ciri-ciri pelaku, Tamrin tak mau membeberkan secara detail. Tapi dia mengenali wajah pelaku. Dia hanya bisa menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian untuk menangkap kasus tersebut.
“Saya sih tahu, cuma untuk proses itu saya serahkan semuanya kepada polisi. Biarlah polisi yang menindaklanjutinya,” pungkasnya.