minyak makan merah

Kemenkop UKM Pastikan Pabrik Minyak Makan Merah Mulai Produksi Tahun 2023

Pabrik Minyak Makan Merah dipastikan siap produksi pada tahun 2023. Hal tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki.

Featured-Image
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki. Foto: apahabar.com/Gabid Hanafie

bakabar.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki memastikan pabrik minyak makan merah dipastikan siap produksi pada tahun 2023.

Minyak makan merah merupakan turunan dari Crude Oil Palm (CPO), yang akan dipasarkan dengan harga murah. Tujuannya untuk membantu masyarakat membeli kebutuhan minyak goreng.

Minyak makan merah nantinya dapat dijual murah karena tidak melalui proses pemutihan seperti minyak curah.

“Sebenarnya mungkin tidak terlalu jauh mulai produksinya. Hanya mungkin butuh waktu sebulan ke depan sehingga Januari 2023 pembangunan bisa dilakukan,” ujarnya dalam Refleksi 2022 dan Outlook 2023, di Kantor Kemenkop UKM, Senin (26/12).

Baca Juga: Menteri Teten: Usaha Mikro-Kecil Belum Kompetitif Bersaing di Pasar Digital

Pabrik tersebut rencanannya akan diproduksi oleh koperasi kelapa sawit di daerah. Pabrik kelapa sawit merah tersebut saat ini sudah disiapkan di Serdang, Sumatra Utara.

Tujuan dari keterlibatan koperasi tersebut adalah untuk melibatkan pelaku usaha sawit skala kecil agar ikut serta dalam proyek hilirisasi minyak makan. Sebab, selama ini lebih sering dikelola oleh pengusaha besar.

“Sehingga mereka tidak lagi bergantung pada industri besar untuk menjual hasil sawitnya, dan mereka punya kesempatan untuk memproduksi sendiri sawit,” ungkap Teten.

Baca Juga: Disebut Tidak Urusi Koperasi, Menteri Teten: Jangan Ngaco!

Di sisi lain, pemberdayaan petani sawit tersebut, dapat menjadi fondasi untuk membangun industri besar yang memihak pelaku usaha kecil.

Indonesia merupakan salah negara produksi sawit terbesar. bahkan, kata Teten, produksinya bisa mencapai 51,3 juta ton sawit pada tahun 2021. Melalui keterlibatan koperasi sawit, pelaku usaha kecil dapat menjadi bagian dari arus ekonomi utama negara.

“Kita ingin koperasi itu tidak hanya berkecimpung pada ekonomi marginal, jadi kita ingin koperasi itu masuk ke semua sektor, termasuk sektor strategis seperti sawit,” tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner