Gerakan Literasi Digital

Kemenkominfo Dorong Masyarakat Gunakan Internet Lebih Cerdas, Positif, Kreatif, dan Produktif

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI

Featured-Image
Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI

bakabar.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital.

"Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual Webinar Literasi Digital di Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (28/2).

Webinar tersebut bertajuk tema “Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital”. Kegiatan ini merupakan Kerjasama Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI dengan seluruh SMA se-Kepulauan Riau dengan melibatkan para siswa sebagai audiensnya.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Samuel menjelaskan pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMA ini, sukses dihadiri oleh sekitar 800 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya. Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Dirjen Aplikasi Informatika Samuel A. Pangerapan dan narasumber yakni Dr. Astri Dwi Andriani, M.I.Kom. (Dekan FIKOM UNPI & NXG Indonesia), Adimaja, ST, MM, MMG Analis Kebijakan Bidang SMA (Pegiat Pendidikan Karakter) Dinas Pendidikan Prov Kepri, kemudian M. Fadhil Achyari (Influencer/Public Speaker and Personal Branding Enthusiast) bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan Isrotullaeni, S.Pd sebagai juru bahasa isyarat. Para narasumber tersebut memperbincangkan tentang 4 pilar literasi digital, yakni Digital Culture, Digital Ethic, Digital Safety dan Digital Skill.

Pada sesi pembuka, M. Fadhil Achyari selaku Key Opinion Leader (KOL) menyampaikan bahwa sebagai pelajar harus memanfaatkan gadget di era digital dengan hal-hal yang baik.

Pembelajaran pendidikan karakter itu bisa dari mana saja, salah satunya dengan menjelajah internet untuk mendapatkan informasi positif dan menghindari dampak negatifnya.

Hal yang bisa dimanfaatkan pelajar di internet adalah dengan menggali pembelajaran dan cita-cita, meningkatkan kualitas diri lewat pendidikan karakter yang bisa didapatkan dari media digital. Para pelajar harus beradaptasi dengan era digital agar tidak tertinggal.  

“Pendidikan karakter Gen-Z di era digital pasti memanfaatkan gadget, pendidikan karakter bukan hanya didapatkan secara fisik di sekolah, di era digital, pembelajaran untuk pendidikan karakter itu bisa dari mana saja, surfing di internet untuk mendapatkan informasi. Misalkan pelajar tertarik di bidang public speaking, kemudian bisa mengikuti akun yang mengajarkan bagaimana cara bicara yang baik di depan umum. Internet bisa menjadi guru,” ujar Fadhil.

Giliran narasumber pertama, Dr. Astri Dwi Andriani memberikan pemaparan tentang digital safety, atau menjelaskan cara pelajar bisa bebas dan aman dalam bermain internet. Gen-z selain memiliki banyak peluang di internet, juga dihadapkan dengan berbagai ancaman, untuk itu dibutuhkan keamanan digital.

Keamanan digital adalah sebuah proses penggunaan layanan digital yang dapat dilakukan secara aman, tidak hanya mengamankan data, melainkan melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Mengamankan data dengan cara tidak asal klik link jika mendapat broadcast, buatlah password yang kuat, tidak saling tukar password dengan orang lain, mengganti password secara berkala, hati-hati jika diminta data pribadi, dan yang terakhir yaitu mengaktifkan Autentifikasi dua faktor.

Tidak ada yang sepenuhnya aman di dunia maya, hal yang dapat kita lakukan adalah berupaya agar terhindar dari kejahatan-kejahatan di dunia maya dengan cara belajar literasi digital yaitu digital safety.

“Nama lengkap, nomor hp, alamat rumah, KTP dan KK kita adalah data pribadi yang harus dijaga kerahasiaannya, hanya kita saja yang tahu. Cara mengamankan diri kita di dunia digital, yang pertama adalah yuk kita sama-sama menanamkan ruh pancasila dalam beraktivitas di dunia maya, mengupload video yang inspiratif dan positif, yang kedua cari koneksi di dunia nyata agar terhindar dari stress, yang ketiga perhatikan rating usia, carilah konten yang sesuai usia, jangan mengunduh konten dewasa, perhatikan screen time di TV, HP, dan laptop, untuk menjaga kesehatan tubuh dan aktivitas sosial sebaiknya tidak berlebihan,” jelas Astri.

Tampil sebagai narasumber kedua, yaitu Adimaja, ST, MM, MMG. Beliau memaparkan materi tentang digital culture atau budaya bermedia digital. Di dalam dunia digital, terdapat berbagai negara, berbagai suku bangsa, budaya, agama, ras, dll.

Kebiasaan atau seringnya membuka media digital sudah menjadi budaya. Tujuan pendidikan untuk bermedia digital yaitu dapat mengendalikan diri dan memiliki kecerdasan agar mendapat hal positif di dunia digital. ketika berada di dunia digital yang harus dilakukan adalah berwawasan budaya Pancasila, karena bertemu dengan berbagai negara agar menghargai perbedaan.

Harus menjaga hak dan dan kewajiban di dunia digital. Manfaatkan dunia digital sebagai lapangan kerja baru. Mempromosikan budaya Indonesia dalam dunia digital. Mempromosikan hasil karya anak bangsa dalam media sosial.

“Harus menggunakan medsos dengan sebaik-baiknya, karena kita memiliki akal dan kesadaran, dan semua itu kita proses melalui hati, hati kita harus memiliki pengendalian, sehingga tidak salah share dan salah menulis, agar tidak menjadi masalah hukum di kemudian hari. Kita harus memiliki akal dan kesadaran serta menjaga hati dalam bermedia digital. Semua itu tergantung pada kita,”  ujar Adimaja.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber.

Seperti Vionita Pratiwi yang mengajukan pertanyaan apakah ada tips yang bisa dilakukan untuk orang tua agar yang kurang mengerti media sosial bisa terhindar dari penipuan? Narasumber  Adimaja, ST., MM., MMG menanggapi bahwa banyak filter yang bisa kita gunakan untuk memfilter apa yang kita cari.

Kita harus membaca dulu apa yang kita temukan dan cek kebenaran produk tersebut. Pada saat kita melakukan apapun kita harus menggunakan 5W+1H. Terus maju dalam dunia digital dan jangan takut dengan dunia digital.

Sesi tanya jawab selesai. Moderator kembali memanggil key opinion leader M. Fadhil Achyari. Beliau menyampaikan, ketika bisa memanfaatkan dunia digital dengan baik maka akan mendapatkan manfaat yang besar. Jika menemukan informasi yang tidak tepat di dunia digital, segera cari tahu kebenarannya dan mengganti informasi dengan informasi yang terpercaya. Jangan sampai lengah dalam bertindak di media sosial. 

“Para pelajar bisa memanfaatkan dunia digital dengan mencari informasi tempat kuliah atau hal-hal yang ingin dilakukan. Hal yang sering kita temui adalah penyebaran informasi yang tidak tepat, tipsnya adalah menemukan ketidaksesuaian informasi dengan fakta, kemudian berhenti menyebarkan informasi tersebut,” jelasnya.   

Setelah berbincang-bincang dengan Key Opinion Leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan sepuluh pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000.

Moderator mengucapkan terima kasih kepada ketiga narasumber, dan seluruh peserta webinar. Pukul 12.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

Editor


Komentar
Banner
Banner