Makin Cakap Digital

Kemenkominfo Ajarkan Pentingnya Etika Berjejaring Bagi Pelajar SMA di Bengkalis

Kemenkominfo kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi siswa/siswi SMA di Kabupaten Be

Featured-Image
Gerakan literasi digital menyasar pelajar di SMA Bengkalis.

bakabar.com, JAKARTA - Kemenkominfo kembali menggelar program literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi siswa/siswi SMA di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Nonton bareng mengangkat tema “Etika Berjejaring: Jarimu, Harimaumu!” dan telah berlangsung pada Jumat (28/7) pukul 09.00-11.00 WIB.

Program literasi digital Kemenkominfo bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital. Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan dimana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial. Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Way Kanan, Pentingnya Teknologi Dukung Belajar Mengajar

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapatkan skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik. “Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Lampung Timur, FOMO Sindrom Sosial Zaman Now Jadi Bahasan

Nobar dengan jumlah siswa 20.000 tersebut menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dalam kegiatan tersebut menampilkan sejumlah narasumber, narasumber pertama yakni seorang Senior Product Manager Telekomunikasi Indonesia, Anwar Sadat, membawakan materi keamanan digital. Anwar mengatakan Para pengguna harus menjaga privasi dan keamanan data pribadi agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 

Nobar literasi digital di SMA Bengkalis diisi oleh beragam narasumber berkompeten.
Nobar literasi digital di SMA Bengkalis diisi oleh beragam narasumber berkompeten.

“Data rumah kita, data teman-teman kita, data alamat kita, nama bapak, nama ibu, itu data pribadi, data yang menunjukkan siapa kita, untuk itu harus dijaga teman-teman, kenapa? Karena dengan mengetahui data pribadi tadi, ada teknologi, orang bisa meniru, menyerupai kita, dan bahkan bisa melakukan salah guna terhadap identitas data tadi," jelasnya. 

"Yang kedua teman-teman harus pahami ada hak privasi, bahwa tiap orang itu punya ruang sendiri yang harus kita hormati, jadi kalau foto-foto, selfie, itu hati-hati, jangan-jangan nanti kena orang yang tidak suka sebenarnya untuk difoto, untuk ditayangkan, untuk di-upload, nah memahami hak privasi ini penting karena kalau kita melanggar hak privasi orang lain, kita bisa jadi masalah diadukan ke polisi, bisa di penjara, kenapa? Karena kita melanggar hak privasi orang lain,” ujar Anwar. 

Selain mengamankan data pribadi, penting juga untuk mengamankan akun media sosial dengan menggunakan password yang kuat, menggunakan aplikasi yang terpercaya, serta membersihkan data pribadi (data lama) yang sudah tidak digunakan pada perangkat digital. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Lampung Timur, FOMO Sindrom Sosial Zaman Now Jadi Bahasan

“Jadi kalau kita mau pindah device, pindah perangkat dari HP ke laptop, pastikan bahwa data pribadi kita itu terhapus, kalau kita mau punya data, data yang lama-lama yang sudah tidak digunakan itu dihapus, kenapa? Karena khawatir ketika HP itu jatuh, hilang, rusak, ada yang memperbaiki, ada yang mengcopy data itu, dan disebarluaskan,” sambungnya. 

Giliran narasumber kedua, Dr. H. Kamsol, selaku Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, berbicara terkait etika digital. Kamsol mengatakan bahwa para pengguna harus memiliki etika yang baik di dunia digital dengan bijak dan bertanggung jawab dalam memperoleh informasi dan berkomunikasi. 

Baca Juga: Nobar Literasi Digital di SD Muara Enim Bahas Internalisasi Nilai Pancasila 

“Diharapkan peningkatan pemahaman dalam penggunaan teknologi informasi, melalui implementasi program literasi digital di Provinsi Riau semakin hari semakin baik, semakin sopan, membangkitkan hal-hal yang positif dengan etika berjejaring, marilah kita bersatu, menjadikan teknologi digital ini menjadi media terbaik untuk mendukung kurikulum merdeka belajar yang telah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan beberapa waktu lalu,” jelas Kamsol. 

Selanjutnya, M. Fadhil Achyari yang merupakan seorang Public Speaker dan key opinion leader, tampil menyampaikan bahwa para pelajar harus memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini untuk mencari hal-hal positif, seperti menambah skill dan mendapatkan informasi baru yang bermanfaat. Selain itu, juga perlu memperhatikan etika dalam berjejaring karena adanya rekam jejak digital yang harus dijaga serta berpengaruh untuk masa depan, khususnya untuk para pelajar. 

“Sekalinya kita posting, itu sangat susah untuk dihapus, komentar kita di akun orang lain, di instagramnya orang lain, di tiktoknya orang lain, dengan kata-kata yang tidak sopan, yang tidak sesuai dengan adat istiadat kita, itu akan menjadi konsumsi publik, ketika itu sudah dilontarkan, maka itu nanti akan bisa bertentangan, bertentangan dengan peraturan yang berlaku, dan itu bisa menjadi hambatan kita ketika kita ingin mencapai cita-cita kita, karena banyak, sekarang SMA saja, untuk proses perekrutan, untuk bisa masuk kuliah, masuk kerja nantinya, itu nanti bisa saja dilihat latar belakangnya teman-teman, interaksinya di sosial media itu seperti apa, jangan sampai mungkin kekeliruan kita di masa lalu, itu mengomentari hal yang tidak bijak, ataupun ada sesuatu lontaran dengan kata tidak sopan, itu bisa menjadi hambatan bagi kita untuk bisa mencapai cita-cita,” kata Fadhil. 

Di akhir sesi nobar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator  Diny Brilianti. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.

Editor


Komentar
Banner
Banner