bakabar.com, SOLO - Kepala Kementerian Agama Kota Solo, Hidayat Maskur, angkat bicara soal adanya keluhan beberapa karyawan outsourcing di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo yang menerima gaji yang tidak utuh. Pihaknya mengaku akan segera mengatasi persoalan tersebut secepatnya.
"Karena memang yang membayar bukan dari Kementerian Agama tapi dari Uni Emirat Arab. Tapi Insha Allah sudah kita atasi, kita sudah menerima beberapa pengaduan. Ini sudah kita sampaikan, kita fasilitasi ada yang belum terbayarkan," katanya saat dikonfirmasi, Selasa (2/5).
Hidayat menyebut adanya koordinasi yang belum intens pasca hari raya Idulfitri menyebabkan adanya keterlambatan pembayaran gaji karyawan.
Baca Juga: Pegawai Outsourching Masjid Raya Sheikh Zayed Solo Mengeluh Gaji Tak Dibayar Utuh
Pihaknya sebelumnya sudah mengajukan beberapa tenaga untuk diajukan dalam bentuk proposal untuk mendapatkan persetujuan dari Uni Emirat Arab. Proposal tersebut memuat informasi tentang pembayaran kebutuhan operasional.
"Ini mungkin hanya karena keterlambatan saja, bukan karena masalah apa-apa," paparnya.
Aduan terkait pembayaran gaji yang tidak utuh ini dikatakannya sudah diterima sejak sebelum lebaran kemarin.
Baca Juga: H+2 Lebaran, Pengunjung Masjid Sheikh Zayed Mencapai 15 Ribu Lebih
"Aduan terkait dengan masjid setiap kali kita tindak lanjuti. Terkait untuk layanan kurang kepuasaan dari masyarakat. Itukan selalu terus kita update dan kita evaluasi," katanya.
Hidayat kemudian mengatakan akan membahas permasalahan ini pada Senin, (08/05) mendatang.
"Senin baru ada rapat bersama. Senin depan ini baru kita rencanakan pembahasan dan rapat bersama penyelesaian masalah," tandasnya.
Baca Juga: Salat Idulfitri Pertama di Masjid Raya Sheikh Zayed Jemaah Membludak
Diketahui karyawan outsourching Masjid Raya Sheikh Zayed mengeluhkan adanya pembayaran gaji yang tidak utuh. Dari kesepakatan awal gaji Upah Minimum Kota (UMK) Solo senilai Rp 2.174.000.
