bakabar.com, PELAIHARI – Petani sayur di Desa Bumi Asih, Kecamatan Panyipatan, Tanah Laut (Tala) mengeluh, lantaran bendungan jebol tak kunjung diperbaiki.
Padahal keberadaan bendungan itu untuk menampung air saat kemarau. Akibatanya, petani kesulitan mendapatkan air.
Hadi Subibit (44) salah satu warga desa setempat mengatakan, air dari bendungan ini biasanya digunakan mengaliri kebun sayur.
Diperkirakan ada puluhan hektar lahan petani sayur di Desa Bumi Asih mengambil sumber air dari bendungan tersebut.
Akibat bendung jebol, saat ini lahan petani sayur milik warga Desa Bumi Asih mengalami kekeringan. Lantaran tak ada airnya.
"Bendungan ini jebol sudah lama (2021 lalu), saat bencana banjir dan jembatan putus di Kelurahan Pabahanan Tanah Laut, makanya warga tidak berani bertani saat musim kemarau," katanya.
Menurut dia petani sayur mengandalkan pengairan lahan dengan menyedot air dari bendungan tersebut.
Selain digunakan pengairan petani sayur, warga juga memanfaatkan untuk ternak ikan. Saat bendungan jebol saat banjir Kalsel Januari 2021 lalu, ikan milik warga hanyut terbawa air.
"Kalau ditaksir kerugian ternak ikan milik warga bisa mencapai puluhan juta," ungkapnya.
Selama ini, warga telah melaporkan kejadian jebolnya bendungan itu ke pihak terkait, namun hingga kini belum ada perbaikan.
Hadi berharap segera ditangani Pemkab Tala, karena bendungan itu satu-satunya di Desa Bumi Asih di wilayah RT 4 dibangun oleh pemerintah sejak puluhan tahun lamanya.
Sementara itu, salah satu anggota DPRD dari Dapil Panyipatan yakni Sarjana mengatakan, pihaknya tidak tinggal diam adanya keluhan warga terkait jebolnya bendungan itu.
Bahkan kata dia, dirinya sudah lama melaporkan ke pihak Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan (DPUPRP) Tala.
“Dari PU Tala sudah ada yang datang ke lokasi. Tapi tidak tau sampai saat ini belum ada juga realisasi,” kata Sarjana.