bakabar.com, JAKARTA - Kepala Divisi Riset dan Database Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Imam Shofwan merasa heran dengan kecelakan kerja yang terjadi di industri smelter nikel milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
Terakhir, beredar informasi tentang adanya kecelakaan kerja di kawasan industri nikel PT IMIP. Dikabarkan satu pekerja meninggal dunia akibat kecelakaan kerja tersebut.
Menurut Imam, kecelakaan kerja di industri smelter PT IMIP bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya pada Sabtu (13/5) sekitar pukul 12.00 Wita seorang pekerja bernisial RP tewas akibat tertimpa besi.
Setelah kejadian, korban langsung dilarikan ke klinik PT IMIP untuk mendapatkan perawatan pertama. Nahas, luka di kepalanya cukup parah, mengakibatkan nyawa pekerja tersebut tidak tertolong.
Baca Juga: SPN Desak Kepolisian untuk Hentikan Kriminalisasi Buruh di PT GNI Morowali
"Kejadian itu (kecelakaan) sering banget. Baru sekitar tanggal 13 Mei kemarin juga ada. Dua bulan lalu juga ada, kalo nggak salah," terang Imam kepada bakabar.com di Jakarta, Sabtu (5/8).
Uniknya, terang Imam, perusahan tambang selalu menutup diri ketika terjadi kecelakaan yang menewaskan pekerjanya. Akibatnya publik tidak mendapatkan informasi utuh tentang peristiwa kecelakaan yang seharusnya menjadi perhatian semua industri tambang.
"Kita tuh susah gali informasi. Rumah sakit, polisi, pemerintah daerah, semua terkondisikan," ungkapnya.
Hal itu, menurut Imam, sedikit banyak ada kaitanya dengan status proyek yang disandang oleh industri smelter nikel, yakni sebagai proyek strategis nasional (PSN). Secara tidak langsung perusahaan industri nikel merasa memiliki keistimewaan tertentu.
Baca Juga: Maraknya Kecelakaan Kerja, SPN Klaim K3 di PT GNI Sangat Buruk
"Misal PT IMIP itu kan PSN. Dasarnya G to G antara Indonesia sama China, jadinya pemerintah lokal itu takut," jelas Imam.
Lantas, apakah karena alasan itu, banyak kasus kecelakaan kerja yang menewaskan pekerjanya tidak pernah diungkap dan ditindaklanjuti?
"Iya, sebagian besar begitu," jawab Imam.
Imam lebih jauh menjelaskan peran lembaganya yang pernah menuntut pemerintah agar lebih peduli dan perhatian terhadap industri yang statusnya PSN. Jatam lalu mendorong pemerintah pusat untuk meningkatkan peran monitoring dan evaluasi.
Baca Juga: PT Rekind Raih Penghargaan Nihil Kecelakaan Kerja dari Pemerintah
"Kami (Jatam) sering meminta pemerintah pusat melakukan monitoring dan evaluasi, khususnya mengenai Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Tapi nyatanya gak direspons sampai sekarang," jelasnya.
Sebagai informasi, kecelakaan kerja diduga telah mengakibatkan tewasnya seorang pekerja (buruh PT OSMI) pada Kamis (3/8) di kolam skimming akibat panik, saat eskavator yang dinaiki amblas. Amblasnya eskavator ditengarai karena landasan yang terbuat dari slack NPI itu tidak kuat menopang.
Informasi yang beredar menyebutkan, kecelakaan terjadi pada pukul 04.00 WITA. Korban meninggal karena mengalami luka bakar serius dan terpaksa dilarikan ke RSUD Bungku.
Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, wartawan bakabar.com telah berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak PT IMIP. Namun sampai tulisan ini ditayangkan, belum ada respons apapun terkait kabar tersebut.