bakabar.com, SAMARINDA – Maloy merupakan sebutan untuk Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan (KEK MBTK).
Terletak di Kabupaten Kutai Timur, Maloy merupakan cikal bakal urat nadi Bumi Etam. Khususnya terkait penghiliran produk kelapa sawit dan batu bara.
Di atas lahan seluas seribu hektare itu, sejumlah pabrik sudah beroperasi. Mulai dari pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton/jam. Kemudian, pabrik inti sawit kapasitas 100-300 ton/jam, 6 sarana tangki timbun crude palm oil (CPO) dan crude palm kernel oil (CPKO) kapasitas total 48.000 ton, waduk 45 hektare, dan pelabuhan khusus serta perumahan.
Teranyar, Kaltim mendapat kehormatan untuk tampil pada ajang Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) di London, Inggris, 2 Juli 2019.
IIIF adalah forum diskusi investasi bidang infrastruktur yang merupakan kerja bareng Kedutaan Besar Republik Indonesia di Inggris/United Kingdom (UK), Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) BKPM dan Bank Indonesia. Selain Kaltim, untuk gelaran IIIF tahun ini hanya mengundang tiga provinsi, yakni DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
“Insyaallah, delegasi Kaltim akan dipimpin langsung Bapak Gubernur. Beliau sendiri yang akan memaparkan berbagai potensi investasi bidang infrastruktur dan kepariwisataan di Kaltim, khususnya Pulau Maratua di Kabupaten Berau,” kata Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim H Ichwansyah, dikutip bakabar.com dari laman resmi Pemprov Kaltim, Senin.
Peluang investasi infrastruktur yang dimaksud ialah KEK Maloy. Dengan nilai investasi yang dibutuhkan sekitar US$185 juta. Berikutnya jalan tol yang menghubungkan Kota Samarinda dengan Kota Bontang (Samarinda-Bontang Toll Road) senilai US$ 780 juta dengan skema Public Private Partnership (PPP). Total panjang jalan mencapai 94 km, dan estimasi akan dilalui 10.000-20.000 kendaraan setiap harinya.
Selain Maloy dan Maratua, sektor unggulan lain yang bakal ‘dijual’ adalah proyek pabrik semen milik PT Semen Kalimantan Timur di Kabupaten Berau bernilai US$78-319 juta dengan skema joint venture.
Peluang investasi lainnya ada di Coastal Road Segmen II di Kota Balikpapan, dengan nilai investasi sebesar US$9-15 juta dengan skema joint development.
Kemudian, ada juga pembangunan depot kontainer di Kariangau, Balikpapan dengan nilai investasi US$18 juta juga ditawarkan dengan skema joint venture.
Baca Juga: Pasca-Jokowi Terpilih, Intip Pesan Gubernur Kaltim
Baca Juga: Jalan Rusak Bak Kubangan di Sepaku Penajam Segera Diperbaiki
Editor: Fariz Fadhillah