bakabar.com, BANJARMASIN - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) memutuskan untuk merokemendasikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalsel. Namanya Muhammadun ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) terkait kasus dugaan kampanye di sekolah, Jumat (17/11).
“Direkomandasikan Bawaslu Kalsel ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN),” ujar ujar Komisioner Bawaslu Kalsel, Radini.
Radini menyampaikan bahwa keputusan rekomandasi ke KASN disampaikan karena Muhammadun tidak memenuhi unsur pidana Pemilu.
Rekomandasi ke KASN tersebut diputuskan setelah kajian dan pleno yang dilakukan Bawaslu Kalsel.
“Hasil kesimpulan kami bersama ini memang tidak ada unsur tindak pidananya,” ucapnya.
Bawaslu Kalsel menerangkan sudah mengerjakan tugas sesuai undang-undang (UU) untuk menangani dugaan kampanye di sekolah yang dilakukan Muhammadun.
“Tapi kami melihat ada potensi pelanggaran pemilu lainnya, yaitu netralitas ASN,” tuturnya.
Dugaan bermula saat Madun menyerukan ajakan untuk menyoblos Partai Golkar di acara Job Fair SMKN 3 Banjarmasin, Senin (6/11).
Video tersebut beredar di media sosial. Penelusuran potongan video itu mengambil dari unggahan di Kanal Youtube Infokom SMKN 3 Banjarmasin berjudul [LIVE] : Job Fair 2023 SMKN 3 Banjarmasin.
Pada video berdurasi 1 jam 52 menit 41 detik, Madun sempat dua kali menyebutkan Partai Golkar. Pertama, dia menyamakan SMKN 3 Banjarmasin dengan Partai Golkar yang berusia 59 tahun.
“Ulun [saya] bangga hari ini, ternyata SMK 3 Banjarmasin ini ulang tahunnya 59, sama ulang tahunnya dengan Golkar,” ucapnya.
Pernyataan Madun itu kemudian disambut tepuk tangan oleh orang-orang yang hadir di acara tersebut.
Tidak selesai sampai di situ, berselang beberapa menit, Madun juga terang-terangan mengakui kaos berwarna kuning yang dipakainya saat itu identik dengan Golkar. Bahkan, Madun menyerukan ajakan untuk menyoblos Golkar pada Pemilu 14 Februari 2024 mendatang.
“Bapak Golkar, maka dari itu 14 Februari cucuklah (cobloslah) Golkar,” ujarnya kemudian.
“Biar ada Bawaslu kada (tidak) takut Bapak. Karena Bapak sayang Pak Gubernur, dan Pak Gubernur sayang Bapak, guru-guru dan murid harus sayang Bapak juga,” tambahnya.