Kejanggalan Kematian Hasya

Kasus Kematian Hasya Masih Janggal Meski Polda Metro Gunakan Alat Modern

Polda Metro Jaya mengeklaim telah menggunakan alat modern berupa scanner dalam menguak kasus kematian Muhammad Hasya Atallah. Namun, kecanggihan alat masih

Featured-Image
Anggota Polda Metro Jaya Saat Menggelar Rekontruksi Ulang Tewasnya Mahasiswa Ui (Foto:apahabar.com/BS)

bakabar.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya mengeklaim telah menggunakan alat modern berupa scanner dalam menguak kasus kematian Muhammad Hasya Atallah. Namun, kecanggihan alat masih menyisakan kejanggalan dan pertanyaan dari keluarga Hasya.

Hal ini diungkap Kepala Team Traffic Accident Analysis (TAA) Polda Metro Jaya Kombes Pol Dodi Darjanto saat proses reka ulang atau rekonstruksi di di Jalan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Kamis (2/2).

Dodi mengatakan alat modern tersebut dapat memvisualisasikan tiga  dimensi dengan memakai hitungan fisika dan matematika.

Baca Juga: Kematian Janggal, Ibu Hasya Tuntut Keadilan!

"Nama alatnya 3D scanner, hasilnya berupa rekonstruksi kecelakaan tiga dimensi, sebelum, sesaat,dan setelah tabrakan," kata Dodi.

Alat tersebut diklaim dapat mengetahui fakta-fakta yang ada melalui benda mati, tanpa kesaksian para saksi-saksi. Ia menyebut alat tersebut tidak akan bisa berbohong.

"Cara kerjanya ya kita mengedepankan bukti forensik yang berkaitan dengan tindak pidana berdasarkan benda mati yang ada di TKP. Jadi mengedepankan bukan kesaksian saksi tapi berdasarkan kerusakan mobil, kerusakan motor, jejak di jalanan, bangunan," ujarnya.

Baca Juga: Sambangi Polda Metro, Keluarga Pertanyakan Kejanggalan Kematian Hasya

"Melalui alat ini, simulation ini dia bisa merekam secara tiga dimensi berdasarkan perhitungan fisika dan matematika, jadi otentik. Jadi benda itu tidak mungkin berbohong. Kalau saksi bisa saja berbohong apa saja," imbuhnya.

Di sisi lain, anggota Komisi III DPR Taufik Basari mengaku menaruh perhatian pada kejanggalan kasus kematian Hasya. Sebab, diduga Polri tidak profesional dan menuai sejumlah kejanggalan yang masih menggantung.

"Komisi III menaruh perhatian terhadap kasus ini karena kita melihat ada beberapa catatan. Yang pertama kita melihat ada ketidakadilan di sini. Yang kedua, ada persoalan penanganan yang kita anggap tidak profesional," kata Basari di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta.

Keluarga Hasya Tuntut Keadilan

Keluarga Mahasiswa UI Muhammad Hasya Attalah sempat menyambangi Mapolda Metro Jaya untuk menyampaikan keluh kesah dan kekecewaannya terkait kasus kecelakaan yang menewaskan Hasya, Rabu (1/2). 

Kuasa Hukum Keluarga Hasya, Gita Paulina mengatakan pihaknya datang untuk membahas proses kelanjutan kasus, dan membeberkan rasa kecewa yang dirasakan oleh keluarga Hasya. Terlebih, keluarga Hasya sempat absen saat Polda Metro menggelar diskusi kasus yang melibatkan sejumlah pihak. 

"Kami bahas masalah proses, dan juga keluarga menyampikan unek-unek yang mereka alami selama penanganan (kasus) Hasya," kata Gita di Polda Metro Jaya kepada wartawan, Rabu (1/2).

Gita mempertanyakan penanganan kasus secara terbuka agar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan para penyidik dapat menguak fakta peristiwa tabrak lari maut secara gamblang. 

"Ada komitmen yang sangat tegas yang kami percaya ini bisa jadi titik terang bagi penyelesaian kasus ini, terutama terkait tadi pihak keluarga sampaikan sangat mendambakan status Hasya ini sebagai tersangka dipulihkan," ujarnya.

Lebib lanjut, ia pun meminta agar kepolisian lebih adil dalam memeriksa kasus ini karena termuat sejumlah kejanggalan dalam penanganan perkara. 

"Sehingga martabat keluarga juga dipulihkan, karena bagaimana pun ini ganjalan sangat besar termasuk hal-hal lain agar ada pemeriksaan perkara pidana ini secara lebih adil dan lebih transparan," imbuhnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner