LIFESTYLE

Kasus Campak di Indonesia Meningkat, Apa Bedanya dengan Cacar Air?

Kasus campak di Indonesia sepanjang 2022 meningkat. Gejala infeksi ini mirip dengan cacar air. Lantas, apa perbedaan antara keduanya?

Featured-Image
Ilustrasi ruam kemerahan yang menunjukkan gejala campak dan cacar air (Foto: dok. Hello Sehat)

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan kasus campak di Indonesia sepanjang 2022 meningkat dari tahun sebelumnya. Tak tanggung-tanggung, lonjakan itu mencapai 32 kali lipat.

“Kalau kita bandingkan dengan keadaan di 2021, memang ada peningkatan cukup signifikan," ungkap Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kemenkes, Prima Yosephine, ditulis Sabtu (21/1).

Laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat terdapat 132 kasus campak di tahun 2021. Sementara itu, terhitung per Desember 2022, jumlah kasus melonjak sebanyak 3.341 pasien.

Prima mengatakan lonjakan kasus itu dikarenakan keterbatasan Kemenkes mencapai target pelayanan imunisasi rutin pada 2020 dan 2021. Sehingga, anak-anak yang tidak diimunisasi semakin banyak dan kasus penularan pun kian cepat.

Mudah Menular lewat Droplet

Campak sendiri merupakan penyakit yang disebabkan virus dari keluarga paramyxovirus. Prima menjelaskan penyakit ini dapat menular melalui droplet, yaitu air ludah ketika batuk, bersin, atau berbicara dan cairan hidung.

Siapa pun yang menghirup percikan liur tersebut akan tertular campak. Virusnya sendiri bisa bertahan selama beberapa jam dan mudah menempel pada benda-benda. Kalau seseorang menyentuh benda yang terkontaminasi virus itu, besar kemungkinan juga tertular.

Umumnya, gejala yang dikeluhkan penderita campak adalah demam tinggi, batuk, pilek, dan radang mata. Kemudian, dua hingga empat hari setelah gejala awal akan muncul bintik-bintik pada sekujur tubuh.

Bintik-bintik tersebut berbentuk merah kecil dengan pusat biru-putih. Mulanya, bercak bakal muncul di dalam mulut. Kemudian, menjalar ke belakang telinga, sekitar kepala, serta leher, sampai akhirnya menyebar ke seluruh tubuh.

Serupa Cacar Air, Lantas Apa Bedanya?

Ruam kemerahan yang demikian, ternyata, juga menunjukkan gejala cacar air. Penderita cacar air lazimnya mengalami bintik-bintik kemerahan di sekujur tubuhnya, persis seperti yang dialami penderita campak.

Hal tersebut mungkin masih membuat Anda kebingungan, sebenarnya apa perbedaan antara kedua penyakit itu? 

Cacar air sendiri merupakan infeksi yang disebabkan virus varicella-zoster. Penyakit ini menular melalui air liur, cairan yang dikeluarkan ketika batuk atau bersin, serta terkena cairan dari lepuh atau ruam yang muncul.

Meski mirip, terdapat perbedaan gejala antara campak dan cacar air. Pada cacar air, penderita tidak serta merta merasakan gejala setelah penularan terjadi. 

Gejala cacar air baru muncul selang satu atau dua hari usai terpapar virus. Selagi ruam atau lepuhnya belum kering, penderita infeksi ini pun masih berisiko menularkan virusnya kepada orang lain.

Lokasi persebaran ruam kemerahan pada cacar air dan campak juga berbeda. Untuk cacar air, penderita bakal menemukan ruam merah yang awalnya muncul di dada, wajah, dan punggung. Kemudian, barulah menyebar ke seluruh tubuh.

Gejala lain yang muncul pada penderita cacar air meliputi demam, sakit kepala, kelelahan, dan nafsu makan menurun.

Sedangkan, penderita campak mengalami gejala berupa demam, batuk kering, hidung berair, sakit tenggorokan, mata merah juga meradang.

Editor


Komentar
Banner
Banner