bakabar.com, SAMPIT - Sejumlah warga mengutarakan kekesalan, setelah pemilik lahan yang terbakar di Kelurahan Sawahan, Kecamatan Mentawa Baru, Ketapang, Kotawaringin Timur (Kotim), justru tidak berinisiatif melakukan pemadaman.
Hampir sepekan sepekan terakhir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di sekitar Jalan Pramuka. Akibatnya kabut asap pun menjadi pemandangan baru di Kelurahan Ketapang.
Di sisi lain, warga juga mulai mengeluh lantaran pemilik lahan yang terbakar tidak andil dalam proses pemadaman.
"Kami sudah resah dan terganggu akibat kabut asap. Sedangkan pemilik lahan sepertinya suka lahan mereka terbakar, karena sampai sekarang tidak terlihat berpartisipasi melakukan pemadaman," ketus warga setempat bernama Prio, Rabu (6/9).
"Kami justru kasihan dengan petugas dari BPBD dan Damkar yang setiap hari memadamkan api. Padahal di sini (Kelurahan Sawahan), tidak satu jengkal tanah pun yang tanpa pemilik. Makanya kami mempertanyakan tanggung jawab mereka," sambungnya.
Di sisi lain, Dinas Pemadam Kebakaran dan BPBD Kotim bersama sejumlah relawan juga terkendala jumlah personel. Makanya mereka hanya fokus mengamankan api yang sudah mendekat ke permukiman dan fasilitas umum.
"Sebenarnya kami sudah tidak bisa berbuat lebih banyak, lantaran luas lahan yang terbakar terus bertambah dan sulit dijangkau," tukas Multazam Anwar, Kalak BPBD Kotawaringin Timur.
"Selama kurang lebih dua pekan terakhir, luas karhutla terus bertambah. Walaupun kami sudah melakukan blocking area, karakteristik tanah gambut membuat api sulit dikontrol," imbuhnya.
Berdasarkan data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusat Pengendalian Operasi) Penanggulangan Bencana Kalimantan Tengah, karhutla di Kotim sudah seluas 608,2 hektare dengan 322 kejadian.
"Menyikapi situasi tersebut, kami juga harus mengutamakan kesehatan para petugas yang terus bekerja setiap hari," papar Multazam.
"Bagaimanapun kesehatan mereka adalah bagian yang harus dilindungi untuk memaksimalkan penanggulangan karhutla," pungkasnya.