Hot Borneo

Karhutla Ancam Kalsel! Sudah 125 Ha Lahan Terbakar, 2.078 Titik Api Terdeteksi

Musim panas yang diprediksi lebih panjang tahun ini memicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel semakin meningkat.

Featured-Image
Karhutla mengancam Banua. Foto-apahabar.com/Hasan

bakabar.com, BANJARBARU - Musim panas yang diprediksi lebih panjang tahun ini memicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalsel semakin meningkat.

Data Pusat Pengendalian Operasi Penaggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga 20 Juni 2023, sudah 125,5 hektar hutan dan lahan terbakar.

"Karhutla paling luas terjadi di Banjarbaru. Luasnya mencapai 57,8 hektare," ujar Manajer Pusdalops PB BPBD Kalsel, Ricky Ferdyanto, Kamis (22/6).

Kemudian Kabupaten Tanah Laut dengan luas hutan dan lahan terbakar 56,78 hektare. Lalu, Kabupaten Banjar seluas 9,2 hektare.

Sedangkan 10 kabupaten dan kota lain di Kalsel, meski tidak sampai satu hektare hutan dan lahan yang terbakar, namun tetap memiliki potensi timbul titik api.

Pusdalops PB BPBD Kalsel selalu memonitor titik api yang muncul dengan tujuan agar bisa langsung ditangani oleh Satgas Karhutla.

"Kami memonitornya lewat semua media, mulai dari media sosial, informasi warga dan satelit terkait peristiwa kebakaran," katanya.

Berdasarkan sistem informasi deteksi dini pengendalian kebakaran hutan dan lahan berbasis aplikasi dan web (SiPongi), Ricky mengungkap, hingga 20 Juni sudah ada 2.078 hotspot di Kalsel.

Titip api paling banyak di Tanah Laut, jumlahnya 454 hotspot. Kemudian Balangan 416 titik, Tapin 369 titik, Hulu Sungai Selatan (HSS) 332 titik, Kotabaru 195 titik, Banjar 110 titik, dan Tabalong 103 titik.

Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan pada BPBD Kalsel, Bambang D Mulyadi menyatakan, Satgas Karhutla sudah ekstra siap dalam menghadapi karhutla. "Perlengkapan dan personel terus siaga," akunya.

Selain itu, dalam penanggulangan karhutla, pada akhir Juni 2023 ini akan dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di langit Kalsel. Bambang menyebut, pelaksanaan TMC sudah disepakati Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan Badan Restorasi Gambut (BRG).

"TMC nanti memanfaatkan awan potensial untuk memperpanjang musim hujan di langit Kalsel," sebutnya.

Ia menyampaikan, TMC di Kalsel rencananya dilaksanakan selama 12 hari. Mulai akhir Juni hingga awal Juli mendatang.

Selain TMC, Bambang menuturkan, Gubernur Kalsel sudah mengirimkan usulan permohonan heli water bombing ke BNPB.

Baca Juga: Siaga Karhutla, Heli Water Bombing Tiba di Kalsel Bulan Ini

Editor


Komentar
Banner
Banner