Religi

Kandungan Kitab “Parukunan Jamaluddin” Tidak Diskriminatif

apahabar.com, BANJARMASIN – Kandungan Kitab “Parukunan Jamaluddin” yang disebut sebagai buah karya ulama wanita itu dinilai…

Featured-Image
Jemaah muslim wanita. Foto-pixabay

bakabar.com, BANJARMASIN - Kandungan Kitab "Parukunan Jamaluddin" yang disebut sebagai buah karya ulama wanita itu dinilai tidak diskriminatif.

Dari kandungan kitab berbahasa melayu tersebut tidak jauh berbeda dengan kitab sejenis lainnya. Yakni mengurai beberapa ajaran pokok ibadah, seperti salat, puasa, dan cara mengurus jenazah.

Namun yang menarik di mata para peneliti adalah, penulis menghindari pembahasan yang dirasa merendahkan perempuan. Seperti aqiqah, warisan, atau kesaksian.

Hal menarik lainnya, menurut Abu Irfah dalam blognya abusyahmin.blogspot.com, ketika ia membicarakan haid dan mandi sesudah haid, tidak ada kesan seolah-olah perempuan yang sedang haid itu kotor.

Syekhah Fatimah tidak memakai istilah seperti “bersuci”, yang secara tersirat menyatakan perempuan dalam haid tidak “suci”. Beliau menulis, "Ada lima perkara yang mewajibkan mandi yakni meninggal (kecuali mati syahid), haidh, nifas, wiladah (keguguran), dan janabah (persetubuhan)."

Selain itu, masih menurut Abu Irfah, juga tidak didapati uraian panjang tentang hal-hal yang dilarang bagi perempuan pada masa haid.

"Parukunan Jamaluddin" atau sejatinya "Parukunan Fatimah" telah memberi berbagai pelajaran berharga. Melalui pena-nya, Syekhah Fatimah telah merintis sebuah tradisi baru pada zamannya, menegaskan penolakan diskriminasi terhadap perempuan. Tema besar yang masih gigih diperjuangkan di abad 21 ini.

Sumber:abusyahmin.blogspot.com
Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner