bakabar.com, BANJARBARU - Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi salah satu pemicu membubungnya kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kalsel.
Meminjam data Dinas Kesehatan Kalsel, kasus ISPA di Banua mencapai 8.696. Dari ribuan kasus itu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) paling mendominasi.
Di Kabupaten HST, ada sebanyak 2.070 kasus. Disusul Kabupaten Balangan dengan jumlah 1.431 kasus.
Kemudian Kabupaten Hulu Sungai Utara dengan jumlah 1.171 diikuti Kabupaten Banjar 1.138 kasus.
Selanjutnya Banjarmasin sebanyak 979 kasus dan Banjarbaru dengan jumlah kasus ISPA 497.
Lalu di Kabupaten Tabalong dengan jumlah kasus 329 dan Tanah Laut sebanyak 282 kasus. Kemudian Hulu Sungai Selatan sebanyak 231 kasus.
Kabupaten Tapin sebanyak 181 kasus dan Kotabaru sebanyak 176 kasus diikuti Tanah Bumbu 140 kasus. Sementara Barito Kuala menjadi kabupaten paling rendah kasus ISPA dengan jumlah 71.
"Ini data dari laporan semua kabupaten/kota di Banua soal kasus ISPA," kata Plh Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Sukamto, Minggu (20/8).
"Kami tidak ada data rinci jenis-jenisnya, karena dari kab/kota data agregat/komulatif saja," imbunya.
Di Banjarbaru sendiri kasus ISPA didominasi warga Kecamatan Landasan Ulin, Banjarbaru Selatan dan Utara.
"Golongan yang terkena ISPA dari usia 1 hingga 4 tahun paling mendominasi," sahut Akhmad Riza, Kasi Rekam Medis RSD Idaman Banjarbaru.
Kabut asap disebut-sebut sebagai salah satu pemicu serangan ISPA. Banjarbaru juga menjadi kota paling rentan diselimuti kabut asap.
Memang Banjarbaru menjadi kota paling rentan terjadi karhutla. Luasan lahan dan hutan yang terbakar juga berada di urutan pertama dibanding kabupaten lainnya di Kalsel.
Dalam beberapa pekan ke belakang, kabut asap juga sering menyelimuti ibu kota provinsi Kalsel ini. Pengayuan, Liang Anggang menjadi kecamatan yang paling kerap terjadi karhutla dan diselimuti kabut asap.
Baca Juga: Masih Terkendali, BPBD Ungkap Pemicu Karhutla di Banjarmasin