Budaya Kalimantan Selatan

Kain Sasirangan, Dipercaya dapat Sembuhkan Penyakit hingga Usir Roh Jahat

Kain Sasirangan, kain asal Kalimantan Selatan yang dipercaya dapat memberi kesembuhan penyakit dan mengusir roh jahat.

Featured-Image
Kain Sasirangan asal Kalimantan Selatan memiliki histori yang istimewa. Foto: wikipedia

bakabar.com, JAKARTA – Kain Sasirangan, kain asal Kalimantan Selatan yang dipercaya dapat memberi kesembuhan penyakit dan mengusir roh jahat.

Sasirangan, kain tradisional asal Kalimantan Selatan, telah diakui oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu dari 33 kain warisan budaya tak benda Indonesia.

Nama "sasirangan" berasal dari bahasa Banjar, "sirang" atau "manyirang," yang artinya teknik menjahit menggunakan tangan atau jelujur. Motifnya dibuat dengan jahitan menggunakan teknik jelujur.

Awalnya, kain sasirangan dipercayai memiliki kekuatan penyembuhan dan mampu mengusir roh jahat, sehingga pembuatannya dibatasi.

Namun, saat ini, produksi sasirangan telah diperluas untuk memenuhi berbagai kebutuhan, termasuk kebutuhan fashion. Meskipun demikian, proses pembuatannya secara umum masih menggunakan metode tradisional.

Pengrajin kain Sasirangan. Foto: pralana.co
Pengrajin kain Sasirangan. Foto: pralana.co
Sejak tahun 2010, tradisi sasirangan secara resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, khususnya dalam bidang Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan.

Sejarah Awal
Sasirangan pertama kali diproduksi pada abad ke-12 hingga ke-14 Masehi di Kalimantan Selatan, terkait dengan cerita rakyat tentang Kerajaan Negara Dipa. Dalam cerita ini, Patih Lambung Mangkurat, raja kerajaan tersebut, bertemu dengan Putri Junjung Buih.
Motif Sasirangan dalam perangko. Foto: wikipedia
Motif Sasirangan dalam perangko. Foto: wikipedia

Mereka bersepakat untuk menikah dengan dua syarat: membangun istana dalam sehari oleh 40 bujangan, dan membuat kain sasirangan kuning dalam sehari oleh 40 perawan.

Patih Lambung Mangkurat berhasil memenuhi keduanya, dan Putri Junjung Buih mengenakan kain sasirangan tersebut untuk pernikahan mereka di istana yang baru.

Dengan ini, Putri Junjung Buih meninggalkan Sungai Tabalong, tempat tinggalnya, untuk menikahi Patih Lambung Mangkurat dan menjadi permaisuri Kerajaan Negara Dipa.

Manfaat yang Dipercaya Masyarakat
Masyarakat awal Kalimantan Selatan meyakini bahwa kain sasirangan memiliki kekuatan menyembuhkan penyakit. Khususnya, kain sasirangan berwarna kuning dengan pinggiran hijau dan motif ketupat merah dianggap sebagai penyembuh utama, merepresentasikan dewa Wisnu, Kresna, dan Ganesa dalam agama Hindu.

Warna kuning menjadi simbol kekeramatan dan perlindungan dari roh jahat. Sebelum digunakan, kain ini diasapi dengan dupa dan diberi salawat setiap malam Senin dan Jumat.

Kain sasirangan dikenakan oleh orang sakit sebagai sarung, ikat pinggang, atau ikat kepala. Sebagai sarung, dipercayai dapat mengatasi demam atau gatal-gatal, sebagai ikat pinggang dapat menyembuhkan penyakit perut, dan sebagai ikat kepala diyakini dapat mengobati sakit kepala.

Awalnya, terapi dengan kain sasirangan terbatas karena pembuatannya yang kompleks dan diajarkan secara turun temurun dengan ritual khusus.

Pembuat sasirangan harus menyediakan sesajen seperti kue khas Banjar, kopi manis, dan kopi pahit. Ritual dimulai dengan doa dan konsumsi sesajen bersama.
Warna-warna kain Sasirangan yang memiliki menfaat tersendiri. Foto: yaomink90.blogspot
Warna-warna kain Sasirangan yang memiliki menfaat tersendiri. Foto: yaomink90.blogspot

Warna kain sasirangan menentukan jenis khasiatnya: kuning untuk penyakit kuning, merah untuk sakit kepala, hijau untuk kelumpuhan, hitam untuk demam dan gatal-gatal, ungu untuk sakit perut, dan cokelat untuk stres.

Motif Kain Sasirangan
Motif kain sasirangan mengggunakan garis vertikal yang memanjang, terinspirasi dari alam Kalimantan Selatan.

Ada tiga jenis motif utama: motif lajur dengan garis tegak lurus dan lengkung, motif ceplok sebagai garis tegak lurus tunggal, dan motif variasi sebagai hiasan tambahan untuk motif ceplok atau lajur.

Semua motif dapat digunakan tanpa pembedaan oleh seluruh masyarakat Suku Banjar, tanpa melanggar adat istiadat.

Beberapa motif tradisional sasirangan mencakup Kulat Karikit, Gigi Haruan, Hiris Pudak, Naga Belimbur, Ular Lidi, Bayam Raja, Bintang Bahambur, Tampuk Manggis, Kambang Sakaki, Daun Jeruju, Kambang Kacang, Kangkung Kaombakan, Hiris Gagatas, Turun Dayang, dan Ombak Sinampur Karang.

Motif kain Sasirangan. Foto: pinterest

Motif kain Sasirangan. Foto: pinterest

Editor
Komentar
Banner
Banner