Budaya Kalimantan Selatan

Keindahan Musik Panting, Tradisi Kesenian Suku Banjar

Kesenian musik setiap daerah memiliki ciri khas yang unik. Musik Panting menjadi salah satu kesenian suku Banjar yang memiliki nilai sejarah.

Featured-Image
Alat Musik Panting asal Banjar. Foto: Teras7/Ariandi

bakabar.com, JAKARTAKesenian musik setiap daerah memiliki ciri khas yang unik. Musik Panting menjadi salah satu kesenian suku Banjar yang memiliki nilai sejarah.

Musik Panting, sebuah warisan seni musik yang khas, tumbuh subur dalam keberagaman budaya Suku Banjar di Kalimantan Selatan.

Sentuhan magis dari alat musik petik bernama panting memadukan keindahan melodi dengan harmoni alat musik lain, seperti suling, biola, kendang, kempul, gong, marawis, ketipung, dan tamborin.

Menempati genre musik kordofon dengan tangga nada diatonik, Musik Panting selalu menyertai kemegahan Tari Japin dalam setiap pertunjukan.

Musik Panting biasa digunakan untuk mengiringi tarian tradisional. Foto: felderfans.com
Musik Panting biasa digunakan untuk mengiringi tarian tradisional. Foto: felderfans.com

Panting, alat musik utama dalam seni musik ini, diperkaya oleh bahan-bahan alami seperti kayu nangka, Rengas, Laban, Kemuning,  kulit hewan, dan beragam tali senar.
Dengan bentuk menyerupai gitar namun lebih kecil dan ramping tanpa lekukan, Panting mampu menghasilkan melodi indah baik saat dimainkan secara perorangan maupun dalam kelompok.
Baca Juga: Banjarmasin Gelar Panggung Kesenian bersama Artis Enam Negara
Terkonstruksi dari beberapa bagian esensial, Panting mengungkap kekayaan detail yang mengeksplorasi keindahan tradisional Suku Banjar:

Kepala Panting: Bagian paling atas yang dilengkapi dengan tiga pemutar senar.
Tali Panting: Tiga senar yang membentang dari perut hingga kepala Panting.
Leher Panting: Bagian kurus dan panjang di antara perut dan kepala Panting.
Perut Panting: Lebar yang ditutupi dengan kulit kambing atau ular.
Pohon Panting: Pangkal bagian bawah yang menopang seluruh instrumen.

Alat Musik Panting memiliki sejarah yang tak ternilai bagi suku Banjar. Foto: teras7/Ariandi
Alat Musik Panting memiliki sejarah yang tak ternilai bagi suku Banjar. Foto: teras7/Ariandi

Alat musik Panting telah menjadi bagian tak terpisahkan sejak abad ke-18 Masehi, tumbuh seiring perkembangan Tari Japin di Desa Rantau Bujur, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Tapin.

Awalnya hanya digunakan sebagai pengiring Tari Japin, Panting kemudian merambah ke tari-tari tradisional lain di wilayah Kalimantan Selatan, bahkan digunakan dalam kreasi baru.
Baca Juga: Sejarah Tari Lengger, Kesenian Klasik Wonosobo yang Terkait Syiar Islam
Pada awalnya, musik Panting hadir dalam upacara dan ritual adat Suku Banjar. Namun, evolusinya membawanya melampaui batasan ini.

Dewasa ini, kita bisa menikmati keindahan musik Panting dalam berbagai perhelatan seni, pernikahan, acara besar, hiburan, dan sebagai pengiring setia berbagai tarian tradisional.

Sebuah perpaduan harmonis antara tradisi dan kekinian, musik Panting terus mengukir sejarah yang memikat di dalam dan di luar Kalimantan Selatan.
Editor
Komentar
Banner
Banner