bakabar.com, JAKARTA - Jepang memiliki ragam budaya dan tradisi yang kental dan unik, salah satunya adalah Kagami Biraki atau Kagami Wari, yakni upacara perayaan wajib awal tahun, tepatnya tiap 11 Januari.
Kagami Biraki, upacara perayaan yang diperingati tiap 11 Januari di Jepang, merupakan sambut tahun baru dan rasa syukur pada para dewa.
Pada dasarnya, Kagami mengacu pada tutup tong sake dan biraki berarti 'membuka', sehingga kagami-biraki secara harafiah berarti 'membuka tutupnya'. Karena bentuknya yang bulat, kagami menjadi simbol keharmonisan.
Pemilihan tanggal perayaan pun tidak sembarangan, angka 11 atau angka ganjil dipercaya masyarakat Jepang akan kaitannya dengan keberuntungan.
Baca Juga: Sejarah Lahirnya Huruf Braille di Dunia, Teknologi Pembantu Tunanetra
Meski demikian, perayaan Kagami Biraki tidak selalu jatuh pada tanggal 11 Januari, tapi pada umumnya upacara ini dilakukan pada awal tahun.
Istilah Kagami Biraki juga menandai peristiwa penting yang terjadi sepanjang tahun pada hidup seseorang.
Upacara ini dilakukan dengan memecahkan kagami mochi, yang dijadikan persembahan kepada Dewa Tahun Baru.
Mochi tersebut dipersiapkan di tiap kamidana (altar) rumah untuk dipecahkan menggunakan palu, dan kemudian dimakan oleh seluruh anggota keluarga.
Pembuatan kue beras satu ini juga cukup unik dan khusus, mochi dimasak menggunakan sup spesial, zoni gurih atau zenzai kacang merah manis.
Baca Juga: Empat Makanan Mengandung Kolagen, Layak Konsumsi untuk Kulit Makin Glowing
Tekstur mochi yang dikenal lembut, membuatnya mudah pecah di mulut saat dimakan.
Hal ini menjadi filosofi dari perayaan Kagami Biraki, membuka cermin atau awal baru menggunakan mochi.
Tak hanya memakan mochi, tradisi Kagami Biraki juga dipakai sebagai upacara memukul tutup tong kayu berisi sake dengan palu kayu hingga pecah.
Tong tersebut diberi hiasan lilitan tali jerami yang disebut komo, sake yang ada di dalamnya turut dihidangkan untuk para tamu dalam jamuan pesta makan.
Baca Juga: No Hard Feeling, Film Komedi Romantis Diangkat dari Kisah Nyata
Dipelopori oleh panglima atau Shogun Tokugawa IV sejak 300 tahun lalu, Menjelang perang, ia mengumpulkan daimyo-nya di istana untuk membuka tong sake.
Setelah perang dengan kemenangan, membuka tong sake dijadikan sebuah tradisi yang melambangkan harapan untuk hasil yang lebih baik. Sejak kagami biraki tersebut, upacara ini terus berlanjut hingga saat ini.
Bahkan saat ini, perayaan ini tak hanya dilakukan di rumah saja, beberapa kantor di Jepang turut menjalankan tradisi ini, menempatkan kagami mochi di altar pada tahun baru.