Hot Borneo

Kadinkes Kalsel: Jangan Beli Obat Sirop Tanpa Anjuran Nakes

Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) diimbau agar tidak membeli obat dalam bentuk cair atau sirop tanpa anjuran dari tenaga kesehatan (nakes).

Featured-Image
Masyarakat Kalsel diimbau tak membeli obat sirop tanpa anjuran dari nakes. Foto: CNN Indonesia

bakabar.com, BANJARBARU - Masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) diimbau agar tidak membeli obat dalam bentuk cair atau sirop tanpa anjuran dari tenaga kesehatan (nakes).

Imbauan itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr Diauddin. Ia mengatakan, selain itu, untuk edaran penarikan lima merek obat sirop sudah pihaknya teruskan.

"Sudah kami teruskan dari Kemenkes ke seluruh kabupaten/kota di Kalsel," ucap Diauddin, Ahad (23/10).

Masyarakat juga lebih disarankan agar membeli obat dalam bentuk tablet. Hal ini sebagai bentuk tindaklanjut dari kasus gagal ginjal akut yang kini telah diderita sejumlah anak di Indonesia.

Imbauan ini berlaku untuk sementara kata dia, sampai hasil penyelidikan keluar dan ada surat edaran selanjutnya.

"Untuk pengawasan lebih lanjut kami bersama-sama dengan BPOM," ujar Diauddin.

Sebagai informasi, lima merek obat yang dilarang oleh Kemenkes, yakni Termorex Sirup, Flurin DMP, Unibebi Cough sirop, Unibebi demam sirop, dan Unibebi demam drops.

Sebelumnya, penurunan penjualan obat sirop anak terjadi pada apotek di Kota Idaman, Banjarbaru.

"Kebanyakan sekarang orang mencari obat tablet," papar Tiana, Asisten Apoteker pada Apotek Sehat di Jalan Taruna Praja, Banjarbaru, Jumat (21/10).

Penurunan penjualan obat sirop ini kata dia, sejak dua hari ke belakang. Sementara untuk lima merek obat sirop yang diperintahkan ditarik, sudah pihaknya sisihkan (tidak dijual sementara).

"Belum ada penarikan dari Dinas Kesehatan, tapi kami sudah karantina sendiri sejak kemarin," katanya.

Jadi pihaknya hanya menjual obat sirop anak selain lima merek yang dilarang oleh Kemenkes.

"Di tempat kami juga sama. Penjualan obat sirop mulai menurun," sahut Maulida, Tenaga Kefarmasian di Apotek Livina, Jalan Karang Anyar, Banjarbaru.

Sebelum ada isu ginjal akut ini tutur Maulida, apoteknya bisa menjual obat sirop 5 sampai 10 botol dalam sehari. "Kini paling 2 hingga 3 botol laku per hari. Kebanyakan sekarang orang mencari obat tablet," imbuhnya.

"Kami juga sudah mengarantina lima merek obat sirop yang diperintahkan itu, meski belum ada penarikan dari dinas," tandas Maulida.

Jika di apotek Livina dan Sehat mengalami penurunan penjualan obat sirop anak, beda halnya dengan apotek Rizki di Jalan Karang Anyar, Banjarbaru.

Pemilik apotek mengaku tidak ada penurunan penjualan obat sirop. "Bisa dikatakan masih sama dengan biasanya," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner