Kebijakan EUDR

KADIN Indonesia: EUDR Berdampak Negatif Terhadap Petani

Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia melihat pemberlakuan EUDR berdampak negatif terhadap kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia.

Featured-Image
Ketua Kadin Arsjad Rasjid. Foto-Antara

bakabar.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia melihat pemberlakuan European Union Deforestation Regulations (EUDR) berdampak negatif terhadap kinerja ekspor komoditas unggulan Indonesia.

EUDR yang di dalamnya disebutkan secara spesifik komoditas yang dikenakan regulasi seperti minyak sawit, kopi, kayu, kakao, karet, sapi serta kedelai, sebagian besar adalah komoditas komoditas unggulan yang kita ekspor dan memberikan devisa negara.

KADIN pun mengapresiasi Presiden Jokowi yang menyampaikan protes di sela pelaksanaan KTT G-7 di Hiroshima.

"Kami sangat menghargai langkah Presiden Joko Widodo yang telah menyampaikan protes secara langsung kepada Presiden Komisi Uni Eropa," ujar Ketua KADIN Indonsia Arsjad Rasjid kepada bakabar.com, Rabu (24/5).

Baca Juga: Geliat Perajin Kerai Pelepah Sawit di Lebak, Tumbuhkan Perekonomian Lokal

Kebijakan EUDR juga dinilai telah merugikan petani kecil. Pertanian di Indonesia sebagian besar berbasiskan pada petani rakyat, maka regulasi baru tersebut dapat berdampak pada pasar yang ada selama ini dan merugikan petani kecil di Indonesia.

"Harus kita akui, pasar Uni Eropa ini cukup besar, karena permintaan mereka atas komoditas pertanian dan turunannya cukup tinggi. Jadi kita memang harus mempertahankan pasar ini," ujarnya.

Arsjad menyebut, KADIN dan asosiasi sektor yang terkait dengan ekspor akan bekerja sama dengan pemerintah, terutama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Kerja sama tersebut untuk melakukan diplomasi ekonomi dalam menyelesaikan hambatan perdagangan dan pengamanan perdagangan luar negeri Indonesia.

Baca Juga: Komoditas Primadona, Hilirisasi Kunci Kembalikan Kejayaan Rempah Malut

Untuk itu, Arsjad meminta pengusaha eksportir harus memiliki kebijakan, strategi dan pengetahuan mengenai pasar Uni Eropa.

"Jadi, harus punya pengalaman ekspor ke wilayah ini, tahu mana celahnya dan harus punya perwakilan perusahaan yang kuat agar bisa melakukan advokasi dan negosiasi," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner