bakabar.com, PASURUAN - Siapa sangka eceng gondok yang dikenal hanya tumbuhan limbah, di tangan Juwianto punya nilai ekonomis.
Lelaki berusia 53 tahun dari Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan ini mengkreasi tumbuhan yang biasa mengapung di air itu menjadi kerajinan yang bernilai. Ia berhasil 'menyulap' eceng gondok menjadi tempat cucian baju, tas, topi dan aneka kerajinan lainnya.
Berkat eceng gondok lah Juwianto kini menjadi jutawan. Bagaimana tidak, hasil kreasinya laris manis terjual. Omzet per bulan yang dikantonginya pun tak kurang dari Rp5 juta.
Dikemukakan pria kelahiran Blitar ini proses pembuatan kerajinan eceng gondok ini tak begitu rumit. Limbah itu didapat dari sawah dan sungai. Eceng gondok dikumpulkan lalu dibersihkan, kemudian dijemur.
Proses pengeringan alami di bawah terik matahari membutuhkan waktu seminggu. Eceng gondok yang benar-benar kering yang dipakai Juwianto untuk kerajinan. Kemudian eceng gondok yang kering dianyam sesuai bentuk yang dikehendaki. Tahap akhir lelaki kreatif ini mempoles eceng gondok yang sudah dianyam itu disemprot zat anti jamur dan pernis.
Setelah semuanya selesai, barang jadi itu pun dipasarkan. Harga per barang variatif, dari Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.
Seperti dilansir detiknews.com, Juwianto mengaku awalnya tak pernah berpikir berbisnis eceng gondok. Sebelumnya dia rutin membersihkan sungai dari eceng gondok lalu dibuang atau dibakar. Setelah eceng gondok olahannya punya pasar tersendiri, Juwianto pun memutar otak untuk membuat produk lebih variatif lagi.
Editor: Syarif