bakabar.com, JAKARTA- Presiden Jokowi sempat menyetop pasokan batu bara selama dua minggu, beberapa negara di dunia kebingungan.
"Yang telpon ke saya banyak sekali kepala negara, perdana menteri, presiden. Oh ini tergantung (ke Indoinesia)," kata Jokowi dikutip dari detik.com.
Jokowi menyatakan bahwa ia tidak menyangka banyak sekali negara yang tergantung akan produk Indonesia.
"Oh banyak sekali (yang tergantung), saya kaget juga," ungkap mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Selain batu bara, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) juga membuat beberapa negara kelabakan bila pasokannya dihentikan Indonesia.
Jokowi mengatakan, begitu ia menghentikan ekspornya, banyak organisasi global yang mempertanyakan keputusan itu di antaranya International Monetary Fund (IMF) dan World Bank.
"Saya berikan ke kamu, kemudian kita kelabakan nggak punya minyak? Nggak bisa. Pasti saya stop, ucap Jokowi.
Jokowi juga tidak mempersolakan bila banyak pihak yang mengatakan keliru langkah yang diambilnya.
"Ya terserah, nggak apa-apa. Pendapat orang berbeda-beda," papar Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo dua periode ini, menekankan pentingnya membuat negara lain bergantung pada Indonesia.
Menurutnya itu merupakan salah satu kunci dalam membangun ekonomi Indonesia menuju negara maju.
Jokowi menyoroti keterbukaan ekonomi Indonesia yang kerap disalah artikan hanya sekedar membuka kesempatan bagi investor seluas-luasnya.
Seperti yang terjadi di Amerika Latin pada tahun 50 sampai 60-an, negara-negara di sana sudah berkembang menjadi negara dengan pendapatan menengah.
"Problemnya mengartikan keterbukaan itu membuka seluas-luasnya untuk investor. Itu benar, tapi hati-hati," tutur Jokowi.
Menurutnya, kondisi ini berbeda dengan yang ia lihat di Taiwan dan Korea.
Karena itulah, salah satu kunci penting ialah untuk membuat negara lain bergantung kepada RI.
Karena itulah, Jokowi menekankan, dalam keterbukaan ekonomi ini Indonesia harus tetap mampu mendesain ketergantungan negara lain kepada Indonesia.
Jangan sampai RI hanya menjadi cabang dengan banyaknya investor masuk, seperti yang terjadi di Amerika Latin.
Jokowii memberikan contoh kenapa Taiwan bisa meloncat jauh karena mereka membuat chip.
"Fokus, strategic, dan kompetitif. Hanya di situ. Semua tergantung pada produk ini. Hanya satu, belum produk-produk lain," ungkap Jokowi.
Begitu pula dengan Korea, salah satunya yakni produk-produk komponen digital.
Karenanya, Jokowi mengatakan, perusahaan-perusahaan besar di Amerika membutuhkan Korea.
Dari sanalah, menurutnya sangat penting untuk konsisten dalam mendesain sebuah ekosistem di mana negara lain bergantung pada Indonesia di berbagai sektor.
Jokowi pun mengingatkan agar Indonesia tidak hanya mengikuti barat.
Ia menjelaskan bila Indonesia hanya mengikuti, maka posisi di belakangnya terus.
"Dan tidak akan bisa melampaui sampai kapan pun," ujar Jokowi.