2011 silam, Herlan membunuh seorang warga bernama Mansyah saat bekerja sebagai pendulang emas di Hampang, Kotabaru.
Saat itu, Herlan dituduh korban dan keempat rekannya mencuri sebuah dompet di warung kopi.
Herlan yang dikeroyok keempatnya berhasil selamat. Saat diamankan di kediamannya, polisi menemukan Herlan dalam keadaan bersimbah darah dengan 17 mata luka di sekujur tubuhnya.
Kaget bukan kepalang saat pagi harinya polisi menemukan sesosok jasad di belakang rumah yang ditinggali Herlan. Jasad itu belakangan diketahui adalah Mansyah, salah seorang pengeroyok Herlan.
Selesai menjalani hukuman penjara di Lapas Kotabaru, dua tahun kemudian Herlan kembali muncul di Desa Gambah.
Ia lalu mempersunting seorang perempuan asal Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Demi mencukupi kebutuhan sehari-harinya, Herlan bekerja serabutan. Kadang menjadi tukang bangunan, kadang lagi pemetik buah kelapa.
Hari ke-28 buron usai membunuh Didi, Herlan dikabarkan terlihat keluar dari hutan persembunyiannya.
Namun saat ditelusuri, warga tak mau banyak berbicara. Diduga kuat mereka takut, kali terakhir Herlan terlihat menenteng senjata tajam.
Lokasi kemunculan Herlan berada di Desa Aluan atau sekitar 10 menit dari Desa Gambah.
Antara Gambah dengan Aluan hanya dihelat kebun, semak belukar atau persawahan.
Desa Aluan cukup memungkinkan bagi Herlan ke mana pun bersembunyi. Misalnya ke Kecamatan Batang Alai Selatan maupun ke Hantakan. Daerah ini masih dikelilingi hutan, kebun dan sawah. Sebagiannya juga sepi penduduk.
Humas Polres HST, Aipda M Husaini, lewat media ini, meminta warga tidak usah kuatir. Termasuk tidak segan melapor jika melihat Herlan.
Kendala utama dalam perburuan Herlan adalah luasnya medan pencarian.
"Kami selalu melakukan pencarian, dan menyisir daerah-daerah kemungkinan terduga pelaku ini bersembunyi," ujar Husaini.