bakabar.com, SOLO - Dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani (34) ditemukan meninggal di sebuah rumah dengan penuh darah Kamis (24/8). Hari ini jenazahnya diterbangkan ke kampung halamannya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebelum diterbangkan, jenazah dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said (UIN Solo) itu disemayamkan di Masjid Al Bukhori untuk disalati oleh civitas akademika.
Setelahnya dilakukan upacara serah terima jenazah dari pihak kampus kepada keluarga. Serta doa bersama.
Rencananya, jenazah akan diterbangkan menuju Mataram sore hari ini, Jumat (25/8). Dua perwakilan dosen UIN Solo akan mengantarkan jenazah Wahyu Dian.
Baca Juga: Dosen UIN Solo Ditemukan Meninggal dan Penuh Darah di Sebuah Kamar
Dekan FEBI UIN Solo, Mohammad Rahmawan Arifin mengatakan bahwa almarhumah Wahyu Dian dikenal sebagai dosen yang cukup berprestasi.
"Almarhumah adalah dosen yang sedianya diperuntukkan untuk program studi baru ilmu lingkungan," terang Rahmawan dalam sambutannya.
Sementara itu, ayahanda Wahyu Dian, Muhamad Hasil Tamsil menceritakan bahwa sang anak adalah orang yang berdedikasi sejak kecil. Almarhumah pun selalu membiayai sendiri sekolahnya.
Baca Juga: Kasus Maba UIN Solo, OJK: Bukan Teregistrasi Pinjol tapi Paylater
"Pertama kali dia mencoba kerja di WWF. Kedua di Universitas Mataram (Unram) sebagai tenaga kontrak. Lalu anak saya dikirim tempat ini dan berkarir selama 3 tahun. Hari ini bapak dan ibu harus ikhlas berpisah," kata Hasil.
Selain itu, Hasil meminta meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas permasalahan ini.
"Ini masalah kejahatan. Saya mohon kepada lembaga ini untuk menjembatani saya," tandasnya.