apahabar, BANJARBARU - Kasus telantarnya jemaah Kalimantan Selatan (Kalsel) di Jeddah mengundang perhatian Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).
Sedikitnya 21 jemaah umrah ditelantarkan pihak travel sejak Senin (24/10). Mereka masih bingung mencari jalan pulang ke Tanah Air.
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha mengatakan perwakilan RI bertanggung jawab memberikan perlindungan para jemaah.
"Saya sudah berkomunikasi langsung dengan Habib Sadiq (salah satu jemaah umrah terlantar) hari ini," ungkapnya, Rabu (26/10).
Sadiq, kata Judha, mengaku bahwa KJRI Jeddah kini sudah menindaklanjuti kasus mereka dan memberi bantuan kepada jemaah.
"KJRI Jeddah telah menindaklanjuti kasus ini dan akan meminta pertanggungjawaban pihak travel untuk memastikan kepulangan para jemaah secepatnya," ujarnya.
Siapa yang bertanggung jawab? Judha bilang tentu saja pihak penyelenggara atau travel. "Mereka harus bertanggung jawab," ujarnya.
Lalu bagaimana kondisi para jemaah? Dirinya bilang baik-baik saja. "Baru saja tadi berkomunikasi, mereka mengaku dalam keadaan sehat," papar Judha.
Para jemaah yang telantar umumnya dari Martapura, Banjar, serta Bati-Bati Tanah Laut. Semuanya diberangkatkan oleh PT Nisfa Tour dan Travel.
Salah seorang jemaah telantar bernama Habib Sadiq mengaku sudah tiga hari belum mendapat kejelasan dari travel.
Berangkat sejak 8 Oktober 2022, seharusnya mereka pulang sejak 22 Oktober 2022. "Tapi, sampai sekarang belum ditemukan kejelasan untuk jadwal pulang," ujarnya.
Di tengah tidakjelasnya jadwal kepulangan, mereka sudah diminta check out dari hotel sejak pukul 14.00 waktu Arab Saudi, Selasa (25/10).
Sayang, ketika hendak mengadukan nasib, mereka melihat respons KJRI di Jeddah kurang memuaskan. "Responsnya kurang memuaskan, mereka biasa saja," ujarnya.
Jemaah Umroh Kalsel Terlantar Di Jeddah, Jemaah Umrah Kalsel Telantar, Jemaah Gagal Berangkat