bakabar.com, BANJARMASIN - Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 (World Cup U-20) mulai 20 Mei 2023 mendatang. Dalam 12 tahun terakhir, hanya ada dua kali Piala Dunia U-20 yang digelar di Asia, yakni 2017 di Korea Selatan dan tahun ini di Indonesia dengan sejumlah perbedaannya.
Adapun kejuaraan dua tahunan ini seharusnya digelar di Tanah Air pada 2021 lalu. Namun, karena terkendala Pandemi COVID-19 ajang Piala Dunia U-20 pun ditunda hingga akhirnya digelar tahun ini.
Ketua PSSI Erick Thohir mengungkapkan Indonesia akan menghadirkan Piala Dunia U-20 yang berbeda dibandingkan dengan kejuaraan serupa sebelumnya.
"PSSI bersama Pemerintah bekerja keras untuk menghadirkan Piala Dunia U-20 yang menarik sehingga akan dikenang oleh masyarakat Indonesia dan para mancanegara," ujar Erick dalam keterangan tertulis, Jumat (24/2/2023).
Baca Juga: FIFA Buka Lowongan Relawan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Cek Syarat Pendaftarannya
Menurutnya, perbedaan Piala Dunia U-20 akan langsung terlihat pada opening ceremony dengan hadirnya pertunjukan kelas dunia terbaik.
"Bentuknya seperti apa masih rahasia, jadi tunggu saja," sebutnya.
Ia menambahkan Tim Nasional Merah Putih juga terus mematangkan persiapan untuk berlaga pada Mei mendatang. PSSI dan Pemerintah berharap di ajang ini, Timnas Indonesia bisa lolos dari babak penyisihan dan masuk ke 16 besar.
"Harapan kami tentu Timnas bisa lolos terus, namun paling minimal bisa lolos dari babak penyisihan grup," kata Erick
Perbedaan Piala Dunia U-20 Indonesia & Korea Selatan
Setidaknya ada tiga hal yang menjadi pembeda antara penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia dan Korea Selatan, antara lain :
1. Penonton
Piala Dunia U-20 2017 di Korea Selatan mencatat ada 410.795 fans sepak bola yang menonton di total 52 pertandingan. Rata-rata penonton di setiap pertandingan sekitar 7.899 orang.
Dengan menggunakan 6 stadion berkapasitas mulai 19.646 penonton (Stadion Incheon) hingga terbesar 42.655 penonton (Stadion Suwon), tak heran banyak bangku penonton yang terlihat kosong. Bahkan pertandingan semifinal antara Italia dan Inggris hanya dihadiri oleh 5.329 penonton dengan kapasitas stadion 42.477 penonton
Dalam periode kejuaraan tersebut, penonton hanya terlihat ramai pada pertandingan yang menghadirkan tuan rumah (Korea Selatan) serta pada babak final antara Venezuela Vs Inggris dengan 30.346 penonton.
Meskipun belum pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, namun kejuaraan lain seperti Piala Asia U-19 di Indonesia bisa menjadi perbandingan. Pada 2018 lalu, laga Indonesia U-19 melawan Jepang U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dipenuhi oleh 60.154 penonton.
Pertandingan ini sekaligus menjadi pertandingan AFC U-19 dengan penonton terbanyak sejak 1977. Sebagai catatan, pamor AFC U-19 masih di bawah World Cup U-20 sehingga minat penonton diperkirakan akan lebih tinggi untuk World Cup U-20.
Selain itu, antusiasme masyarakat Indonesia tak hanya terlihat sebagai penonton. Namun juga sebagai panitia sukarelawan. FIFA menyatakan 100.000 orang telah melamar menjadi volunteer hanya dalam 10 hari sejak pendaftaran dibuka. Sementara itu, Piala Dunia U-20 di Korea 2017 lalu hanya melibatkan 36.931 orang panitia dengan 1.041 sukarelawan di antaranya.
Direktur Turnamen FIFA Jaime Yarza dalam situs resmi FIFA turut menanggapi banyaknya volunteer yang mendaftar. Ia pun mengaku sangat bersemangat untuk menyelenggarakan Piala Dunia U-20 di Indonesia, negara yang terkenal dengan kecintaannya pada sepak bola.