liga 1

Kapolri Ungkap Indikasi Pengaturan Skor, PSSI Siap Sanksi

Menjelang bergulirnya Liga 1 musim 2023/2024, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebut masih menemukan kecurangan berupa pengaturan skor

Featured-Image
Kapolri Listyo Sigit mengungkap masih adanya pengaturan skor di sepakbola saat konferensi pers di Mabes Polri, Senin (26/6) - (apahabar.com/Farhan)

bakabar.com, JAKARTA - Menjelang bergulirnya Liga 1 musim 2023/2024, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menyebut masih menemukan kecurangan berupa pengaturan skor di ranah sepakbola.

Lewat pertemuan yang dilaksanakan antara Kepolisian dan PSSI di Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/6), Kapolri Listyo Sigit pun akan terus menggali kasus ini.

"Kami menemukan adanya indikasi pelanggaran ataupun kecurangan yang dilakukan oleh perangkat pertandingan," terang Kapolri Listyo Sigit.

"Dalam waktu dekat, saya perintahkan kepada satgas anti mafia bola untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan sesuai dengan data-data yang kami temukan," sambungnya.

Akan tetapi, Listyo tak menjelaskan secara terperinci dimana letak persis kecurangan berupa pengaturan skor ini terjadi.

"Saya kira ada hal-hal yang tentunya bisa saya sampaikan tapi ada hal-hal yang tentunya masih belum kami buka masih kami lakukan pendalaman-pendalaman," jelas Listyo.

Namun pihaknya menjamin semua tahapan akan dilakukan oleh kepolisian agar kasus ini terkuak sehingga diharapkan kasus pengaturan skor yang menjadi momok di sepakbola Indonesia bisa berangsur hilang.

"Tentunya tahapan-tahapan dari langkah itu pemanggilan, pemeriksaan, dan pendalaman-pendalaman biar tim bekerja terlebih dahulu," tegas Listyo.

Sementara dari kubu PSSI, Ketua Umum Erick Thohir mendukung langkah Kapolri untuk terus membasmi perilaku pengaturan skor.

Selain itu dirinya menegaskan bakal ada sanksi berbeda yang diberikan oleh PSSI terhadap para pelaku match fixing.

Erick pun optimis kasus match fixing ini bisa dituntaskan. Apalagi, ada komitmen yang disepakati oleh PSSI bersama FIFA dan juga Presiden sebagai bentuk dari transformasi sepakbola Indonesia.

"Menambah Pak Kapolri tentu proses atau hukuman di PSSI itu berbeda. Kita sudah sepakat, yang namanya pemain, wasit, pemilik, dan pengurus termasuk saya, kalau ada main-main tidak boleh berkecimpung di dunia sepak bola seumur hidup," tukas Erick.

"Kalau olahraga seperti basket bisa, masa sepak bola yang nomor 1 kalah sama basket. Jadi kita harus memastikan, bahwa kita komit terhadap transformasi yang diharapkan FIFA, juga kesepakatan dengan Presiden," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner