bakabar.com, BALIKPAPAN – Penutupan Jalan MT Haryono, Balikpapan, akibat proyek Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal rupanya berdampak bagi perusahaan di sekitarnya.
Salah satunya perusahaan pergudangan yang berada persis di depan proyek DAS Ampal.
Mirisnya, hampir 100 karyawan dirumahkan akibat perusahaan merugi miliaran.
Penanggungjawab Perusahaan Pergudangan Haryono Commercial Center, Angga mengatakan, sedikitnya ada 5 perusahaan di depan proyek DAS Ampal mengalami kerugian materiil hingga miliaran akibat penutupan jalan. Sebab pihaknya tidak bisa mengirimkan barang.
“Kami perusahaan di dalam tidak bisa keluar masuk untuk kirim barang pesanan customer kami. Kami pun dapat batas waktu pengiriman oleh customer,” katanya, Rabu (15/2).
Lantaran belum diketahui kapan jalan tersebut bisa diakses kembali, beberapa customernya pun terpaksa membatalkan pesanan. Alhasil perusahaannya disebut-sebut mengalami kerugian miliaran.
“Karena kami tidak bisa menjanjikan kapan akses dapat dilewati, maka transaksi pun batal. Hasilnya, kerugian miliaran PO (Purchase Order) dari customer dibatalkan semua,” bebernya.
Menurutnya, sejak awal memang ada mediasi dengan kontraktor, lurah setempat dan Dinas Pekerjaan Umum terkait solusi. Namun hingga kini tidak membuahkan hasil. Bahkan jadwal pembukaan jalur yang sebelumnya dijanjikan justru kembali molor.
“Hanya tulisan dan janji-janji manis yang kami dapat sampai dengan saat ini. Dari awal apa yang sudah menjadi kesepakatan, yakni akses sementara dulu baru ada mulai pembongkaran. Tapi aktual yang terjadi tidak ada akses buat kami,” ungkapnya.
Alhasil, hampir 100 karyawan yang tidak bisa bekerja lantaran akses ditutup.
Kondisi ini dialami sejak medio Januari 2023 lalu, saat jembatan penghubung dari jalan raya ke pergudangan dicabut oleh kontraktor tanpa konfirmasi.
“Terpaksa karyawan di rumahkan dahulu sampai keputusan dari perusahaan,” tuturnya.
Angga mengatakan, satu pekan setelah itu satu perusahaan mengambil kebijakan sewa di luar pergudangan. Namun barang yang dijual masih di dalam pergudangan MT Haryono.
“Sedangkan perusahaan kami memaksakan lewat di atas gorong-gorong dengan jembatan kayu seadanya untuk angkut barang yang sekiranya mampu kami keluarkan. Kalau perusahaan yang lain work from home sampai saat ini,” terangnya.
Ditanya apa rencana kedepan terkait penutupan jalan tersebut, Angga bilang, pihaknya akan mendatangi Dinas Pekerjaan Umum untuk mempertanyakan hasil rapat terakhir yang belum terealisasi.
“Rencana Senin kita akan datang ke PU kembali. Untuk menanyakan rencana tindakan dari hasil rapat terakhir yang belum terealisasi sampai sekarang,” pungkasnya.