bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mencanangkan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (GEMAPATAS) sebanyak satu juta patok sebagai upaya meningkatkan kesadaran untuk menandai tanah miliknya.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian ATR/BPN Yulia Jaya Nirmawati menjelaskan sebanyak satu juta patok akan dipasang secara serentak di seluruh wilayah Indonesia pada Jumat (3/1) esok.
GEMAPATAS merupakan rangkaian persiapan pelaksanaan kegiatan Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) Terintegrasi Tahun 2023.
"Pemasangan patok tanda batas tanah itu merupakan kewajiban masyarakat sebelum mendaftarkan tanahnya, agar saat petugas pengukuran akan mengukur batas tanahnya dapat lebih mudah dan cepat," ujar Yulia melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (2/2).
Baca Juga: Kementerian ATR/BPN Apresiasi KPA terkait Reforma Agraria
Selain itu, patok tanda batas tanah penting untuk pengamanan aset dan menjamin kepastian batas bidang tanah. Patok batas bidang tanah tersebut nantinya akan dipasang oleh masing-masing pemilik tanah dengan persetujuan pemilik tanah yang berbatasan.
Dengan terpasangnya patok batas bidang tanah maka batas bidang tanahnya akan semakin jelas.
"Kemudian, karena saat pemasangan mendapatkan persetujuan dengan pemilik tanah yang berbatasan maka sengketa batas yang selama ini sering terjadi tidak akan ada lagi," kata Yulia.
Pemasangan patok secara serentak melalui GEMAPATAS akan dicanangkan langsung oleh Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto di lokasi pusat pelaksanaan, yakni Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Pencanangan patok batas bidang tanah dilakukan bersama dengan masyarakat pemilik tanah.
Baca Juga: Menelusuri Jejak Dugaan Penggelapan Pajak Tanah Rp238 Miliar di Jember
"Selain di Kabupaten Cilacap, Menteri juga akan menyaksikan secara virtual kegiatan pemasangan yang dilaksanakan di seluruh Indonesia," ujar Yulia.
Pemasangan patok juga akan berlangsung di provinsi terluar Indonesia yang berbatasan dengan negara lain seperti Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Pemasangan 1 Juta Patok nantinya akan dicatat oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai bentuk apresiasi kepada Kementerian ATR/BPN.
Baca Juga: 80 Persen Air Tanah Jakarta tidak Penuhi Standar Kualitas Menkes
Lebih lanjut, Yulia mengatakan standar patok yang digunakan bisa terbuat dari beton, besi, atau pipa paralon dengan panjang sekurang-kurangnya 50 cm dan bergaris tengah sekurang-kurangnya 5 cm.
"Untuk pemasangannya dimasukkan ke dalam tanah sepanjang 30 cm dan sisanya sepanjang 20 cm sebagai tanda di atas tanah," pungkasnya.