Geliat UMKM

Jadi Pusat Grosir Jajanan Tradisional, Pasar Kembang Surabaya Direvitalisasi

Revitalisasi dan pengembangan pasar tradisional menjadi salah satu program yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Featured-Image
Suasana Pasar Kembang Surabaya, di jalan Pasar Kembang Surabaya Foto : Freddy

bakabar.com, JAKARTA -Revitalisasi dan pengembangan pasar tradisional menjadi salah satu program yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Salah satu pasar yang menjadi prioritas pada tahun ini adalah Pasar Kembang Surabaya.

Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Surya Surabaya Agus Priyo mengatakan rencana revitalisasi Pasar Kembang akan dilakukan di tahun 2023. Rencananya, pasar yang berlokasi di Kecamatan Tegalsari tersebut, akan dijadikan pusat grosir jajanan tradisional.

Revitalisasi dilakukan pasca terjadinya kebakaran pada 22 Agustus 2021, sekaligus untuk mengembangkan pasar.

 "Kalau memang bisa direalisasikan tahun ini, tahun ini juga akan kita geber supaya pedagang UMKM yang jualan kue jajanan pasar bisa masuk," kata Agus, Kamis (23/2).

Baca Juga: Usai Revitalisasi, RSUD Kepulauan Seribu Siap Terima Pasien Baru

Da juga menjelaskan, sebelum terjadinya kebakaran, area lantai 2 Pasar Kembang bisa menampung 220 pedagang jajanan tradisional. Setelah direnovasi, nantinya area lantai 2 diperkirakan dapat menampung sebanyak 600 pedagang.

"Sekarang yang eksisting kurang lebih 220 pedagang. Kalau kita bisa bangun revitalisasi sisa kebakaran, kita bisa kumpulkan total 600 pedagang. Jadi ada kesempatan besar bagi UMKM-UMKM masuk," ujarnya.

Menurutnya, revitalisasi pasar tradisional untuk menggeber perekonomian UMKM. Pun demikian dengan pasar-pasar tradisional lain yang berada di bawah PD Pasar Surya akan dikembangkan.

"Beberapa prioritas sudah kita susun, mapping area untuk pasar-pasar mana saja, tapi saat ini Pasar Kembang menjadi prioritas utama," jelasnya.

Baca Juga: Minyak Goreng Curah Bakal Hilang di Pasaran? Cek Faktanya!

Ia juga menyebutkan, bahwa selama ini Pasar Kembang menjadi salah satu pusat perputaran ekonomi UMKM Surabaya. Bahkan, dalam satu malam, para pedagang jajanan tradisional di Pasar Kembang mampu meraih omzet Rp2-6 juta.

"Mereka satu malam ada yang mempunyai pendapatan Rp 2-3 juta. Bahkan, ada yang Rp6 juta per malam. Jualan mulai pukul 02.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB," ungkapnya.

Oleh sebab itu, Agus Priyo optimistis ketika nanti direvitalisasi, perputaran ekonomi di Pasar Kembang akan meningkat. Terlebih lagi, kapasitas pedagang atau UMKM yang berjualan di sana juga akan bertambah.

"Pertumbuhan ekonomi kalau memang itu 600 pedagang bisa (masuk), paling tidak masyarakat Surabaya ikut menikmati adanya Pasar Kembang di bawah Pasar Surya," jelasnya.

Revitalisasi pasar lainnya

Selain Pasar Kembang, sejumlah pasar lain juga berencana direvitalisasi oleh Pemkot Surabaya di tahun 2023. Diantaranya adalah Pasar Kendangsari, Pasar Pucang Anom dan Pasar Pabean.

Saat ini, PD Pasar Surya mengelola sebanyak 67 pasar tradisional dengan luasan total mencapai 257.725 meter persegi. Puluhan pasar tradisional ini lokasinya tersebar di wilayah Surabaya Pusat, Utara, Selatan, Timur dan Barat.

Dari total jumlah pasar itu, 6 di antaranya dalam kondisi baik. Lalu, 51 dalam kondisi sedang dan 10 dalam kondisi cukup. Sedangkan untuk jumlah pedagang, tercatat meningkat dari tahun 2021 ke 2022.

"Jika pada tahun 2021, jumlah pedagang mencapai total 14.212, maka meningkat jadi 14.675 di tahun 2022," jelas Agus.

Baca Juga: Kemenkop Dorong UMKM Masuk Ekosistem Pasar Digital BUMN

Dia berharap, masyarakat tidak membanding-bandingkan pasar tradisional dengan pasar modern. Sebab, itu dinilainya juga tidak apple to apple atau sepadan. Meski begitu, Agus juga menginginkan, PD Pasar Surya ke depan dapat memiliki pasar yang jauh lebih bagus dari pasar modern milik swasta.

"Kalau pasar tradisional ini kan sifatnya kita juga membantu supaya bagaimana masyarakat mendapatkan bahan (pokok) sesuai dengan kemampuan, harganya terjangkau," paparnya.

Di tempat terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan pergerakan ekonomi suatu daerah, 90 persen ditopang dari UMKM. Karena itu menggerakkan UMKM merupakan salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

"Karena jumlah pekerjaan sebuah kota terbatas, berarti apa? Dia harus bisa menjadi seorang pengusaha atau bergerak dalam bidang apa. Di situlah maka saya menggerakan UMKM. Ketika UMKM bergerak, maka perekonomian ikut bergerak," tandas Eri.

Editor


Komentar
Banner
Banner