Penipuan Berkedok Arisan

Jadi Bagian Kebiasaan Masyarakat, Alasan Penipuan Berkedok Arisan Masih Marak Terjadi

Kasus penipuan berkedok arisan online tak henti-hentinya bermunculan. Padahal, semakin rendah kasus menunjukan semakin tinggi literasi masyarakat mengenai inves

Featured-Image
Ilustrasi arisan online bodong. (Foto: simpulrakyat.co.id)

bakabar.com, DENPASAR - Kasus penipuan berkedok arisan online tak henti-hentinya bermunculan. Padahal, semakin rendah kasus menunjukan semakin tinggi literasi masyarakat mengenai investasi dalam bentuk arisan.

Kasus terbaru, terjadi penipuan berkedok arisan online yang dialami puluhan korban dengan total kerugian mencapai Rp1,7 miliar.

Certified Financial Planner Professional, Agus Helly mengungkapkan melanggengnya arisan di kalangan masyarakat karena secara sosial-budaya arisan masih menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Puluhan Orang Jadi Korban Arisan Online: Total Kerugian Rp 1,7 Miliar!

Helly melihat arisan sudah menjadi budaya di Indonesia. Sebab, arisan yang selama ini dilakukan masyarakat selain untuk mengumpulkan uang atau cara lain dari menabung, juga untuk menjaga silaturahmi antar anggota.

"Kita orang timur itu kan sangat dekat hubungan silaturahmi," katanya kepada bakabar.com, Kamis (9/3).

Kemudian dengan arisan, kata Helly, bisa melatih kedisiplinan masyarakat untuk mengumpulkan uang. Di sisi lain, dengan diadakannya arisan membuat seluruh anggota untuk berkumpul saat pengundian.

"Di situlah keseruan dari arisan di mata masyarakat saat ini," jelasnya.

Baca Juga: Puluhan Korban Menunggu Ganti Rugi, Owner Arisan Online Diduga Masih Rekrut Anggota

Meski begitu, ia tidak menampik sisi positif dari arisan kerap disalahgunakan oleh sejumlah oknum khususnya penyelenggara arisan untuk melakukan penipuan kepada anggotanya.

Sebelumnya, puluhan orang menjadi korban arisan online karena tergiur dengan iklan penyelenggara arisan online yang diendorse artis ibukota yang bersuamikan pria asal Bali.

Diketahui, arisan online yang diikuti puluhan anggotanya tersebut ditaksir mengalami kerugian akibat penipuan mencapai Rp1,7 miliar.

Editor


Komentar
Banner
Banner