bakabar.com, JAKARTA - Beredar video viral Ismail Bolong yang mencabut pernyataannya yang mengaku menyetor uang miliaran rupiah ke Kabareskrim Polri, Komjen Agus Andrianto. Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) pun menyebut fenomena tersebut bukanlah barang baru.
"Apa yang disampaikan Ismail Bolong itu, bukan barang baru. Bahwa, polisi memang telah lama diduga ikut menerima manfaat dan keuntungan di balik operasi tambang," ujar Koordinator Nasional JATAM, Melky Nahar saat dihubungi bakabar.com, Minggu, (6/11).
Melky menjelaskan dalam konteks tambang ilegal, apa yang disampaikan Ismail itu adalah salah satu pola yang digunakan. Adapun pola lainnya yang biasa digunakan adalah dengan membiarkan tambang ilegal beroperasi, namun penambang wajib untuk menyetor ke aparat keamanan dan dijaga 'keamanannya'.
"Jika pun ada penindakan, maka biasanya karena setoran tak lancar, atau karena ada instruksi atasan, namun di lapangan seringkali rencana penindakan bocor, dan itu biasanya karena emang sengaja dibocorkan, agar tidak ditindak secara hukum," ungkapnya.
Baca Juga: Skandal Setoran Emas Hitam Kaltim, Pernyataan Ismail Bolong Soal Brigjen Hendra Diragukan!
Selain itu menurutnya dalam konteks pertambangan ilegal, pihak Polri sebagai pihak berwenang seringkali meraup keuntungan yang besar.
"Aparat keamanan juga diduga seringkali mendapat cuan (untung) yang besar yang bersumber dari biaya pengamanan, entah terkait pengawalan mobilisasi alat berat dan proses penambangan, hingga melumpuhkan resistensi warga yang menggunakan perangkat hukum,"
Selanjutnya, Melky menyarankan agar pihak Polri tidak perlu lagi repot membenahi persoalan tambang. Menurutnya, Polri semestinya membenahi persoalan internal (institusinya) dulu, agar tidak timbul 'oknum-oknum' baru setiap harinya.
"Persoalan keterlibatan aparat dalam tambang ini semakin kompleks, dan itu bukan persoalan oknum atau personal. Ini problem institusi. Sehingga pembenahannya harus mulai dari sistem di institusi itu sendiri," katanya.
"Aneh jika polisi memberantas persoalan tambang, sementara secara organisasi mereka bermasalah. Itu sama halnya dengan menyapu rumah menggunakan sapu kotor," pungkasnya.
Video Ismail Bolong
Sebelumnya, beredar video viral mantan anggota Polresta Samarinda, Kalimantan Timur yang mengaku ditekan eks Karo Paminal Divpropam Polri, untuk membuat video testimoni. Video yang dimaksud adalah testimoninya tentang pengakuan menyetor uang miliaran rupiah yang didapatnya dari hasil pengepulan tambang ilegal.
Baca Juga: Mabes Polri Respons Tragedi Tambang Liar Kotabaru Kalsel!
Ismail Bolong mengatakan bahwa apa yang disampaikan sebelumnya tidak benar. Ia pun menegaskan bahwa tidak mengenal sosok Kabareskrim, Komjen Agus Andrianto sekaligus tidak pernah memberikan uang kepada Bintang Tiga Polri tersebut.