bakabar.com, JAKARTA- Tiga layanan digital teratas yang tingkat peggunaannya tinggi di Indonesia yaitu e-commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan.
E-commerce menjadi sektor tertinggi yang mendorong pertumbuhan ekonomi digital dengan nilai transaksinya diperkirakan mencapai 59 miliar dolar AS pada 2022.
Sektor e-commerce menyumbang 77 persen dari keseluruhan ekonomi digital, walaupun pasar offline mulai kembali bergairah.
Transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) atau nilai transaksi sebesar 8 miliar dolar AS pada 2022.
Baca Juga: Aher Dianggap Tidak Masuk Kriteria Anies, PKS Tetap Optimis
Nilai itu terus tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau nilai pertumbuhan per tahun 22 persen menjadi GMV 15 miliar dolar AS hingga 2025.
Sedangkan perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen dari tahun ke tahun (year-on-year/YoY) mencapai 3 miliar dolar AS pada 2022.
Kemudian untuk layanan keuangan digital tumbuh karena adanya pergeseran perilaku offline ke online setelah pandemi.
Pada tahun 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai 266 miliar dolar AS.
Baca Juga: JK Ingin Pesantren Ciptakan Wirausaha Baru
GTV itu terus tumbuh sebesar 17 persen dan mencapai GTV 421 miliar dolar AS hingga 2025.
“Setelah bertahun-tahun mengalami akselerasi, pertumbuhan penggunaan teknologi digital kini berangsur normal,” ujar Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.
Randy menegaskan kalangan mampu dan kaum muda yang melek teknologi di perkotaan menjadi pengguna terbesar layanan digital.
Pertumbuhan Tercepat
Berdasarkan Laporan e-Conomy SEA 2022 ekonomi digital Indonesia diproyeksikan akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai 77 miliar dolar AS pada akhir 2022.
“Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” ujar Randy.
Baca Juga: Oh Sehun EXO Tampil di Indonesia, Wajah Glowing Jadi Pusat Perhatian
Laporan e-Conomy SEA merupakan laporan multi-tahunan yang menggabungkan data dari Google Trends, data dari Temasek, dan analisis dari Bain & Company.
Selain juga memadukan informasi dari berbagai sumber di industri dan wawancara dengan para ahli menyoroti ekonomi digital enam negara di Asia Tenggara.
Keenam negara itu adalah Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura, serta Filipina.
Hingga 2025, ekonomi digital diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS, tumbuh dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19 persen.
Ekonomi digital hingga 2030 diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat di kisaran 220 sampai 360 miliar dolar AS.