News

Ini Daftar Kesepakatan Ekonomi di KTT G20

Sejumlah kesepakatan terkait ekonomi didapat diKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali. Beberapa negara pun tercatat memiliki komitmen untuk berinvestasi

Featured-Image
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali menghasilkan sejumlah kesepakatan ekonomi. Foto-Antara.

bakabar.com, JAKARTA - Sejumlah kesepakatan terkait ekonomi didapat diKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali. Beberapa negara pun tercatat memiliki komitmen untuk berinvestasi di Indonesia.

Dilansir CNN Indonesia, berikut 10 kesepakatan ekonomi dan investasi hasil KTT G20 di Bali:

1. Dana Pandemi (Pandemic Fund)
Dana ini dibentuk oleh menteri keuangan dan menteri kesehatan negara-negara G20 di bawah presidensi/kepemimpinan Indonesia tahun ini.

Presiden Jokowi menyampaikan Dana Pandemi menjadi upaya dunia memperkuat arsitektur kesehatan global terutama melalui mekanisme pembiayaan yang kuat dan dapat diandalkan, sehingga dunia dapat lebih baik mencegah dan menanggulangi pandemi di masa mendatang.

Dana Pandemi yang telah terkumpul sekitar Rp21,7 triliun berasal dari kontribusi 15 negara dan tiga lembaga filantropi. Jumlah itu kemungkinan terus bertambah mengingat Australia, Prancis, dan Arab Saudi juga menyampaikan komitmennya untuk berkontribusi pada Dana Pandemi.

2. Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform
G20 juga telah membentuk Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform di Indonesia. Hal ini guna mempercepat penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang adil dan berkelanjutan.

Adapun dukungan pembiayaan untuk ETM dari Climate Investment Funds dan dukungan kerja sama lembaga internasional.

3. Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh IMF
Negara-negara G20 juga berkomitmen membantu ketersediaan pembiayaan bagi negara-negara rentan dan miskin melalui pembentukan Resilience and Sustainability Trust (RST) oleh IMF yang sudah mencapai US$81,6 miliar atau setara Rp1.275 triliun.

G20 juga berupaya mengatasi krisis utang negara miskin dan berkembang dengan program restrukturisasi utang melalui kerangka umum pengelolaan utang (Common Framework for Debt Treatment).

4. Bali Konpendium
Tidak hanya itu, negara-negara G20 pun meluncurkan Bali Kompendium. Kesepakatan ini disusun dengan kerja sama United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD).

Kompendium ini nantinya akan digunakan sebagai panduan berinvestasi oleh negara-negara G20.

5. Global Blended Finance
Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Global Blended Finance (GBF) Alliance atau Aliansi Keuangan Campuran Global disela pelaksanaan rangkaian KTT G20 di Nusa Dua, Bali.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan GBF diluncurkan untuk bisa membangun kapasitas pembiayaan campuran yang lebih baik di seluruh wilayah, baik antar negara, sektor swasta, dan filantropi.

"GBF akan berpusat di Bali dan kami mengajak semua pihak untuk bermitra dengan kami. Kita tidak punya waktu banyak jika ingin mengumpulkan investasi triliunan setiap tahun untuk bumi. Kita perlu melakukan sesuatu untuk generasi berikutnya, termasuk untuk anak cucu kita," ujarnya dalam acara Tri Hita Karana (THK) Sustainable Development Forum 2022 di Nusa Dua, Bali, dikutip, Selasa (15/11).

6. Transaksi Digital Bank Sentral ASEAN
Bank Indonesia (BI) menandatangani kerja sama dengan 4 bank sentral ASEAN, yakni Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). Kelima bank sentral tersebut sepakat mendorong kemudahan transaksi digital di kawasan.

Kerja sama ini tertuang dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Konektivitas Pembayaran Kawasan pada Senin (14/11).Ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan KTT G20, di mana momentum penandatanganan ini diawali pidato sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Implementasi kerja sama ini bakal mendukung dan memfasilitasi perdagangan, investasi, pendalaman pasar keuangan, remitansi, pariwisata, dan aktivitas ekonomi lintas batas lainnya, serta mendorong ekosistem ekonomi dan keuangan kawasan yang lebih inklusif.

7. Investasi AS ke Indonesia Rp38,82 T
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan besaran investasi di Indonesia, termasuk perjanjian US$2,5 miliar atau setara Rp38,82 triliun (asumsi kurs Rp15.529 per dolar AS) antara ExxonMobil dengan Pertamina.
Investasi yang dilakukan AS berbentuk kesepakatan antara ExxonMobil dengan Pertamina. Kerja sama akan menilai lebih lanjut pengembangan pusat penangkapan dan penyerapan karbon regional di Indonesia.

Tidak hanya itu, AS dan Indonesia juga sepakat untuk meluncurkan program Millennium Challenge Corporation (MCC) senilai US$698 juta untuk membantu mendukung pengembangan infrastruktur transportasi sadar iklim di lima provinsi RI serta tujuan pengembangan lainnya.

Rincian dana dalam kerja sama program MCC tersebut adalah US$649 juta disumbang oleh AS dan US$49 juta sisanya dikucurkan oleh Pemerintah Indonesia.

Kementerian Investasi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan CNGR Advanced Material Co Ltd. produsen ternary precursor asal China, untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Penandatanganan kerja sama ini memiliki nilai investasi US$5 miliar.

Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Kementerian Investasi Ikmal Lukman dan Chairman CNGR Advanced Material Co Ltd Deng Weiming dan disaksikan oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.

Dalam MoU, Kementerian Investasi akan bertanggung jawab untuk membantu CNGR Advanced Material memperoleh semua penerbitan izin proyek, termasuk insentif investasi dari pemerintah.

9. Investasi Jepang dan Inggris di MRT Jakarta
Jepang dan Inggris berminat untuk berpartisipasi dalam proyek pengembangan angkutan massal perkotaan MRT Jakarta.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang dan Pemerintah Inggris di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11).

Penandatanganan dihadiri langsung oleh Budi Karya, Wakil Menteri untuk Kerja Sama Luar Negeri Jepang Satoru Mizushima, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, dan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

MoU yang diteken, yakni pertama, Memorandum of Cooperation (MoC) antara RI dengan Jepang tentang kelanjutan pembangunan MRT Jakarta East-West Line Phase 1.

Kedua, kata Budi Karya, Letter of Intent (LoI) antara RI dengan Inggris tentang Kerja Sama Pembangunan MRT Jakarta.

Menurut dia, saat ini banyak negara yang berkeinginan untuk melakukan investasi pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia, khususnya MRT.

"Jepang dan Inggris merupakan dua mitra strategis Indonesia yang telah banyak melakukan kerja sama yang saling menguntungkan di berbagai bidang, termasuk sektor transportasi," terang dia.

10. Investasi Turki di Produksi Bus Listrik
Tak cukup sampai di situ, Indonesia dan Turki menjalin kesepakatan bilateral terkait produksi bus listrik di dalam negeri dan pembangunan jalan tol Trans Sumatra.

Untuk bus listrik, kerja sama dilakukan oleh pabrikan bus listrik Karsan dari Turki dengan PT. Schahmindo Perkasa (Credo Group). Sedangkan, proyek jalan tol Trans Sumatra dilakukan antara PT Hutama Karya dengan kontraktor Turki, ERG Insaat.

Penandatanganan antar dunia usaha tersebut disaksikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menlu Turki Mevlut Cavusoglu.

"Sesuai arahan Presiden, ada sejumlah kesepakatan penting antar dunia usaha yang selama ini kita dorong dan sudah dalam proses finalisasi. Namun baru dua kesepakatan ini yang sudah siap ditandatangani", ujar Lalu M Iqbal, Duta Besar Indonesia untuk Turki, yang juga hadir pada kesempatan penandatanganan kesepakatan tersebut, Senin (14/11).

Editor


Komentar
Banner
Banner